WONOSOBO, RAKYATJATENG - Anggota Kodim 0707 dan Polres Wonosobo memborong sayuran petani di Desa Lamuk dan Bowongso, Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, karena harga sayuran sangat murah atau tidak laku dijual.
Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat dalam keterangan pers di Wonosobo, Selasa (15/9/2020), menyampaikan beban ekonomi masyarakat saat ini sangat berat, banyak sektor ekonomi yang terpuruk akibat COVID-19.
Anggota Kodim dan Polres Wonosobo terjun langsung ke ladang memetik sayuran seperti kubis, kol, dan labu siam membantu petani memborong sayuran tersebut sebanyak tiga ton.
Wiwid menyampaikan daya beli masyarakat menurun, hal ini juga berimbas terhadap pembelian hasil pertanian yang harganya ikut turun.
Saat ini untuk operasional pemetikan dan ongkos angkut sayuran dari ladang ke tengkulak atau pasar dengan harga sayuran tidak sebanding bahkan petani merugi sehingga sayuran dibiarkan, tidak dipanen.
Melihat hal tersebut Kodim bekerja sama Polres Wonosobo memborong sayuran. Kemudian sayuran tersebut dibagikan kepada anggota TNI/Polri dan masyarakat yang kebetulan lewat di depan Makodim Wonosobo.
Dandim menyampaikan semoga kegiatan ini bisa sedikit membantu sebagian kecil masyarakat, belum bisa membantu dalam jumlah besar. Mengingat jumlah petani sangat banyak sementara tidak ada anggaran ke arah tersebut.
Ia berharap sinergitas Kodim dan Polres ini bisa menggugah pemerintah agar ada sebuah kebijakan membantu petani di saat harga sedang terpuruk seperti ini.
Kasat Sabhara Polres Wonosobo AKP Agus Priyono mengungkapkan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program Seribu Daun yang dicanangkan Polres Wonosobo dalam rangka antisipasi pandemi COVID-19.
"Selain itu, program ini juga merupakan wujud kepedulian kepada petani utamanya sayuran jenis sawi putih, kol dan labu siam, yang mana mengalami kerugian yang sangat besar terkait anjloknya harga komoditas tersebut," katanya.
Kasat Sabhara mengapresiasi semangat para petani yang masih gigih berjuang melawan krisis akibat pandemi COVID-19.
"Kami hanya membantu panen dan pengangkutan saja sudah merasakan beban yang berat, apalagi ditambah petani yang masih harus menanggung kerugian yang tidak sedikit, bahkan bisa dibilang kerugian total," katanya.
Ia menyampaikan di beberapa ladang petani, ketiga komoditas sayuran tersebut hanya dibiarkan membusuk tanpa di panen, karena harganya sangat murah.
Kades Lamuk Zainur Rosyidi mengungkapkan pada saat ini harga sayuran terutama tiga komoditas tersebut memang sangat anjlok.
"Masyarakat enggan memanen hasil kebun mereka karena hasil penjualan belum bisa menutup ongkos petik. Belum termasuk bibit dan biaya perawatan," katanya. (Antara)