Klaten Siap Buka KBM Tatap Muka, setelah Berstatus Zona Hijau

  • Bagikan
Siswa kelas IV SDN 1 Kendalsari belajar secara kelompok di salah satu rumah warga di Dusun Kaligentong, Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang, kemarin (14/9). (ANGGA PURENDA/RADAR SOLO)

KLATEN, RAKYATJATENG – Pemkab Klaten Jawa Tengah bakal memberi lampu hijau kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah secara terbatas. Dengan catatan, sekolah bersangkutan masuk wilayah zona hijau.

Masalahnya, pekan ini Kota Bersinar masih berstatus zona oranye, setelah sebelumnya masuk zona merah, imbas dari penambahan kasus positif Covid-19.

Bupati Klaten Sri Mulyani menjelaskan, dinas pendidikan (disdik) setempat sudah melakukan survei pelaksanaan KBM tatap muka. Hasilnya, mendapat respons positif dari orang tua siswa. Baik jenjang SD maupun SMP. Bahkan, 83 persen orang tua memberi restu dimulai KBM tatap muka.

Namun, hingga kini Sri Mulyani yang juga ketua Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Klaten ini memang belum memberi izin KBM tatap muka. Banyak pertimbangan wacana tersebut ditunda. Apalagi, Klaten sebelumnya masuk zona merah.

Sri Mulyani menekankan, keselamatan dan kesehatan warga Klaten jadi prioritas. Dia memilih menunggu status Klaten berubah jadi zona hijau. Baru kemudian mengizinkan KBM tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Minggu kemarin kan zona merah. Minggu ini zona oranye. Saya harap minggu depan sudah zona hijau. Nanti saya izinkan kalau stabil zona hijau. Memang perlu banyak pertimbangan,” ucapnya, kemarin.

Pertimbangan lainnya, terkait alasan orang tua memberikan izin anaknya mengikuti KBM tatap muka di sekolah. Dia tidak ingin KBM tatap muka justru jadi klaster baru penyebaran Covid-19. “Tidak perlu simulasi. Klaten sudah siap. Tinggal menunggu stabil (zona) hijau saja,” tegas dia.

Sementara itu, Kepala Disdik Klaten Wardani Sugiyanto menegaskan, kesiapan sekolah menjalani KBM tatap muka cukup maksimal. Namun, di tahap awal, masih sebatas penerapan protokol kesehatan.

“Masuk pertama, nanti pelatihan protokol kesehatan dulu. Sekitar satu minggu cukup. Kami berharap secara terstruktur semua warga sekolah paham. Kami juga terbitkan buku panduam aman Covid-19 yang sudah dipegang siswa,” bebernya.

Wardani berharap kasus positif Covid-19 menunjukkan grafis menurun agar KBM tatap muka segera dimulai. “Tapi harus menerapkan skenario yang sudah disusun disdik. Menggunakan skenario kedua, yakni sekali dibatasi 10 siswa dalam satu kelas,” urainya. (rs/ren/per/JPR/JPC)

  • Bagikan

Exit mobile version