GROBOGAN, RAKYATJATENG - Pengeboran sumur milik warga Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah terpaksa dihentikan setelah keluar gas dari sumur. Hal serupa juga terjadi di Desa Manggarmas, Kecamatan Tanggungharjo. Bahkan ketinggiannya mencapai 25 meter.
Kepala Desa Mrisi Muhammad Ismail mengatakan, setelah mendapatkan informasi dari pemilik lahan tentang pengeboran sumur yang mengeluarkan gas pihaknya langsung menghentikan pekerjaan pengeboran.
”Kami khawatir jika pekerjaan pengeboran dilakukan akan membahayakan lingkungan, karena gas yang keluar dari hasil pengeboran,” kata Ismail.
Untuk mengantisipasi agar tidak meracuni warga, semboran gas tersebut dipasang pipa sekitar lima meter. Kemudian di ujung pipa dibakar. Kejadian tersebut langsung dilaporkan ke pihak desa dan teruskan ke Mapolsek Tanggungharjo.
Penutupan sumur bor yang mengeluarkan gas tersebut, berkoordinasi dengan pihak kecamatan, BPBD Grobogan, dan ESDM Provinsi Jawa Tengah. Penutupan sumur bor itu dengan memasang pipa dan dibakar. Sebelum dibakar, lokasi dipasang pembatas. Kemudian dijaga linmas dan warga masyarakat sekitar.
”Pemasangan pipa dan pembakaran gas tersebut bertujuan agar gas yang keluar dari dalam bumi hasil pengeboran tersebut tidak meracuni lingkungan,” terang dia.
Ika Arisanti, pemilik sumur mengaku kecewa dengan keluarnya gas dari tanah. Sebab, dirinya mengebor sumur untuk mencari air bersih. ”Saya terpaksa menutup sumur bor karena mengeluarkan gas,” terang dia.
Di lain tempat, semburan air setinggi 50 meter terjadi di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong. Sontak kejadian tersebut membuat gempar warga. Akibatnya banyak warga yang berdatangan karena penasaran untuk melihat fenomena alam tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun, kejadian bermula saat pihak minimarket yang ada di dekat kejadian berusaha mencari sumber mata air menggunakan jasa tukang bor sumur. Untuk kebutuhan air bersih di lahan milik salah seorang warga setempat yang bernama Aziz yang disewa pihak minimarket.
Saat aktivitas pengeboran akan dimulai, pihak pemilik lahan sempat melarang pengeboran. Lantaran pihak minimarket tidak berkoordinasi dengan pemilik lahan. Penyebab lainnya, karena dekat dengan lokasi api abadi mrapen. Sehingga warga khawatir muncul api saat pengeboran.
Namun, pengeboran dilakukan dan menemukan sumber air pada kedalaman 30 meter. Pada Sabtu (12/9) pukul 21.00, warga memberitahu bahwa sumur tersebut mengeluarkan air yang menyembur ke atas. Diikuti material pasir, gas, dan air bercampur pasir setinggi 25 meter.
Aziz menuturkan, kini pihak minimarket sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan warga untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Namun, hingga pukul 15.00 kemarin, semburan tersebut masih ada dan jadi tontonan warga.
”Ini sudah dikasih garis batas agar warga dan anak-anak tidak mendekat ke lokasi,” paparnya. (ks/mun/int/lid/top/JPR/JPC)