Update Covid-19, Dalam Sehari 108 Orang Meninggal Dunia

  • Bagikan
Petugas pemakaman saat menggotong peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (25/5/2020). (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

JAKARTA, RAKYATJATENG – Penambahan angka kasus positif virus Corona atau Covid-19 masih terus terjadi penularannya di tanah air. Berdasarkan data dari covid-19.go.id ‎Sabtu (5/9) terjadi penambahan kasus sebanyak 3.128 orang. Sehingga total akumulasi keseluruhannya berjumlah 190.665 orang.

Orang yang sembuh dari virus Corona ini sebanyak 2.220 orang. Sehingga totalnya mencapai 136.401 orang yang sembuh. Kemudian orang yang meninggal dunia juga terjadi penambahan 108 orang. Total orang yang meninggal dunia jumlahnya 7.940 orang.‎

Virus ini telah tersebar di 34 provinsi dengan 489 kabupaten dan kota.‎ Adapun kasus positif diketahui lantaran adanya pengetesan massal menggunakan PCR atau tes cepat molekuler berjumlah 30.640 spesimen. Sehingga total keseluruhan adalah 2.405.773 spesimen.

Diketahui sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim bahwa penanganan pandemi Covid-19 di ibu kota sudah dilakukan dengan benar. Meskipun beberapa waktu belakangan ini, angka penularan masih cukup tinggi. Bahkan Jakarta selalu masuk 3 besar penyumbang kasus baru di Indonesia setiap harinya.

“Kita berada di track (jalur) yang benar. Untuk tuntas, perlu waktu tapi track-nya benar,” kata Anies, Jumat (4/9).

Anies menjelaskan, saat ini di DKI Jakarta hampir semua warganya telah menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) saat beraktivitas di luar rumah. Selain itu dari pemerintah juga telah menerapkan 3T (testing, tracing, dan treatment). Oleh karena itu, semua pedoman pelaksaan penanganan pandemi Covid-19 sudah dijalankan.

“Kalau ada yang mengatakan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, tapi tidak mengerjakan testing, tidak mengerjakan tracing, tidak menyiapkan isolasi, itu bukan sikap yang bertanggung jawab,” imbuhnya.

Mantan Mendikbud itu menerangkan, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan testing 5 kali lipat dari standar WHO. WHO hanya menargetkan tes kepada 10 ribu orang per minggu di Jakarta, sedangkan Pemprov DKI mampu melakukan tes hingga 50 ribu orang per minggu.

Langkah ini bertujuan untuk lebih cepat mencegah penularan virus. Terutama bagi pasien tanpa gejala. Dengan peningkatan testing, maka secara otomatis akan meningkatkan jumlah warga yang dinyatakan positif. Atau sebaliknya, jika testing dikurangi, angka kasus Covid-19 juga relatif akan menurun.

“Ya rendah karena testing-nya sedikit. Wabahnya ada di mana-mana. Orang yang kena banyak,” kata Anies.

“Tapi dengan kita melakukan testing, hari ini kelihatan waduh kok banyak yang kena. Tapi bedanya, mereka ketahuan, mereka bisa diisolasi. Dan bila mereka berisiko, bisa dibawa ke tempat perawatan sehingga dirawa,” tambahnya.

Semakin masifnya testing yang dilakukan, Pemprov DKI menyebut turut berpengaruh pada keberhasil menekan angka kematian pasien Covid-19. Saat ini angka kematian di Jakarta pada kisaran 2,9 persen. Berbeda cukup lebar dengan provinsi lain yang berkisar 7 persen.

Kondisi ini bisa dilakukan mengingat masifnya testing bisa menemukan banyak pasien positif termasuk yang tanpa gejala. Dengan begitu, para pasien ini bisa segera diberikan pertolongan medis sebelum membahayakan pasien. (JPC)

  • Bagikan