66 Kasus Baru Covid-19 di Klaten, 31 Orang dari Pabrik Garmen

  • Bagikan
Koordinator Pusdalops Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Klaten Ronny Roekmito (ANGGA PURENDA/RADAR SOLO)

KLATEN, RAKYATJATENG – Penambahan kasus baru Covid-19 di Klaten, Jawa Tengah, kembali meledak. Tak kurang dari 24 jam, terkonfirmasi 66 kasus baru Covid-19 pada Rabu (2/9). Bahkan, ada 31 kasus positif Covid-19 berasal dari salah satu pabrik garmen di Desa Mendak, Kecamatan Delanggu.

Berdasarkan informasi, seperti dikutip dari Jawa Pos Radar Solo, 31 kasus baru di pabrik garmen Desa Mendak (klaster Mendak) berasal dari berbagai wilayah. Di antaranya sebanyak 18 orang berasal dari Kecamatan Delanggu. Hal itu juga dibenarkan Pelaksana tugas (Plt) Camat Delanggu Jaka Suparja.

“Iya benar,” ucap Jaka singkat saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Jaka juga membenarkan jika secara keseluruhan dari klaster Mendak terdapat 31 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Hanya saja, tidak seluruhnya berasal dari Kecamatan Delanggu.

“Bahwa kami sangat intens membahas kekhawatiran munculnya klaster baru di pabrik tersebut. Sebelumnya sudah dilakukan rapid test dan tes swab terhadap lebih kurang 95 karyawan,” jelas Jaka.

Gugus tugas Kecamatan Delanggu juga telah meminta pabrik garmen tersebut untuk menyediakan rumah isolasi mandiri, lengkap dengan logistiknya. Di samping itu, juga menyarankan untuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan di pabrik tersebut. Termasuk melihat dan mengingatkan karyawannya pula.

“Kami melakukan operasi penertiban warung di depan pabrik beberapa kali. Kami juga sudah melaporkan ke gugus tugas kabupaten untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Pusdalops Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Klaten Ronny Roekmito membenarkan ada 31 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster Desa Mendak. Dia bersama jajarannya segera merapatkan langkah-langkah yang diambil terkait klaster Mendak tersebut.

“Dari analisa yang kami lakukan, penyebab kenaikan kasus adalah kendornya menerapkan protokol kesehatan. Maka dari itu, protokol kesehatan jangan diremehkan dan harus dilaksanakan dengan disiplin,” ucapnya. (rs/ren/per/JPR/JPC)

  • Bagikan