Bupati Sukoharjo Belum Izinkan Sekolah Tatap Muka

  • Bagikan
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati. (IWAN KAWUL/RADAR SOLO)

SUKOHARJO, RAKYATJATENG – Sejumlah klaster penularan Covid-19 di Sukoharjo masih aktif. Termasuk klaster aparatur sipil negara (ASN) di salah satu SMA di Sukoharjo. Sebab itu, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya secara tegas belum mengizinkan sekolah digelar secara tatap muka.

Dilihat dari sumber penularan pada pekan lalu, muncul klaster baru karyawan bank di Kota Solo sebanyak lima orang, pernikahan di Nguter sebanyak lima orang, dan tenaga kesehatan rumah sakit di Kota Makmur sebanyak tujuh orang.

Ditambah klaster lama yang belum berhenti transmisinya, yakni kontak erat kasus aparatur sipil negara (ASN) Surakarta dengan tambahan tiga kasus baru, kontak erat tenaga kesehatan (nakes) Karanganyar tiga kasus baru, dan aparatur sipil negara (ASN) di salah satu SMA di Sukoharjo sebanyak dua kasus baru.

Klaster ASN di salah satu SMA bermula dari satu pasien terkonfirmasi positif, kemudian menular ke istri. Penularan berlanjut kepada dua orang lainnya di SMA setempat.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati menuturkan, pasien klaster SMA tengah menjalani isolasi mandiri. “Harapannya, tata laksana pencegahan penularan Covid-19 dapat dilaksanakan dengan ketat,” ujarnya, kemarin.

Menyikapi fenomena masih aktifnya sejumlah klaster penularan Covid-19, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menegaskan belum mengizinkan sekolah digelar secara tatap muka.

"Masih KLB (kejadian luar biasa). Tidak boleh hajatan, tidak boleh resepsi. Sekolah juga belum ada tatap muka. Zona kita masih oranye dan masih ada kecenderungan meningkat," beber Wardoyo.

Bupati menyebut, status KLB dapat diperpanjang hingga akhir September dan dievaluasi setiap bulan. (rs/kwl/per/JPR/JPC)

  • Bagikan

Exit mobile version