BANJARNEGARA, RAKYATJATENG - Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono mengatakan pembukaan sektor pariwisata di wilayah setempat dilakukan secara bertahap guna memastikan kesiapan protokol kesehatan.
"Pembukaan objek-objek wisata dilakukan secara bertahap untuk tahap pertama telah dilakukan pada tanggal 1 Agustus kemarin," katanya di Banjarnegara, Senin (3/8/2020).
Dia mencontohkan salah satu objek wisata yang telah dibuka adalah Serulingmas Zoo yang berlokasi di wilayah Kutabanjarnegara.
"Objek wisata yang telah dibuka telah dipastikan siap menerapkan protokol kesehatan baik bagi karyawan maupun bagi wisatawan," katanya.
Bupati menyebutkan pengelola telah melakukan pengaturan kapasitas jumlah pengunjung agar tidak terjadi kerumunan di lokasi objek wisata.
"Pengelola objek wisata juga membuat aturan wajib memakai masker, menjaga jarak fisik dan rajin cuci tangan," katanya.
Bupati berharap pembukaan sektor wisata di wilayah ini akan berdampak positif bagi perekenomian lokal.
"Yang menjadi catatan adalah bagaimana masyarakat bisa tetap produktif namun juga tetap aman dari kemungkinan paparan virus," katanya.
Dengan demikian, kata bupati, perlu adanya rasa disiplin tinggi untuk menerapkan protokol kesehatan dalam rangka adaptasi kebiasaan baru.
"Disiplin dan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan adalah kunci," katanya.
Sebelumnya pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengatakan edukasi mengenai protokol kesehatan bagi wisatawan harus dilakukan secara simultan sebagai salah satu upaya mencegah COVID-19.
Dia menambahkan edukasi yang dilakukan secara terus menerus diharapkan dapat meningkatkan kesadaran wisatawan.
Dia menambahkan kesadaran mengenai adaptasi kebiasaan baru diperlukan agar masyarakat bisa tetap produktif namun juga tetap waspada dan tidak abai terhadap protokol kesehatan.
Dia juga menilai perlu adanya pemantauan yang intensif mengenai penerapan protokol kesehatan di objek wisata.
Intinya adalah protokol kesehatan yang ketat, baik dari aspek kebersihan, kesehatan, dan keamanan, membatasi jumlah pengunjung agar dapat diterapkan jarak fisik hingga kesiapan infrastruktur pariwisata dalam menyambut adaptasi kebiasaan baru," katanya. (Antara)