TEGAL, RAKYATJATENG - Jumlah pasien yang positif terinfeksi covid-19 di Kabupaten Tegal kembali bertambah. Bahkan penambahan, Rabu (29/7) kemarin, menjadi yang terbanyak sejak pandemi.
Kepastian penambahan itu didapatkan setelah hasil pemeriksaan spesimen swab keenamnya keluar dan menunjukkan hasil positif. Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, dr Joko Wantoro membenarkan penambahan kasus tertinggi selama masa pandemi itu.
Berarti hingga, Kamis (30/7), jumlah pasien positif virus corona di Kabupaten Tegal sudah tembus 50 kasus. "Dari jumlah tersebut, 37 orang sembuh, delapan orang dirawat, dan lima orang meninggal dunia," katanya.
Saat ini, tambah Joko Wantoro, pihaknya masih terus melakukan penelusuran, pelacakan, tes usap, dan isolasi pada kontak erat enam kasus baru covid-19 tersebut.
Kasus pertama adalah seorang perempuan, berinisial TA (44), asal Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang.
Kasus kedua, beber dr. Joko, merupakan seorang laki-laki berinisial SPL (32), asal Desa Kajen Kecamatan Lebaksiu. Sebelumnya, pasien ini ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) di RSI PKU Muhammadiyah Singkil, Adiwerna dengan gejala demam, batuk, sesak napas, lemas, dan mual usai pulang dari Jakarta, Sabtu (18/7) lalu.
Ketiga, rinci dr. Joko, seorang balita laki-laki usia sembilan bulan, berinisial MZN, asal Desa Kademangaran Kecamatan Dukuhturi. Sejak usia enam bulan, MZN memang sudah sering pulang pergi ke RSUP dr. Kariyadi Semarang untuk menjalani kemoterapi, terakhir, Sabtu (18/7) lalu.
"Dari dua kali pengambilan spesimen swab, diketahui MZN positif terpapar covid-19," tambahnya.
Sedangkan kasus ke empat, lanjut dr. Joko, adalah seorang laki-laki, berinisial EG (47), asal Desa Margasari Kecamatan Margasari. Sementara, kasus kelima adalah seorang perempuan, berinisial SS (53), warga Desa Jatimulya Kecamatan Lebaksiu.
Terakhir, pasien keenam adalah seorang laki-laki, berinisial K (52), warga Desa Gembong Kulon Kecamatan Talang sebagai kontak erat dua kasus covid-19 dari desa yang sama. Kondisi klinis K dinyatakan baik dan tanpa gejala.
"Sehingga oleh dokter penanggung jawab pasien, perawatannya dilakukan dengan isolasi mandiri di rumah," tutup dr. Joko. (guh/zul/radartegal)