BOYOLALI, RAKYATJATENG - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, hingga Selasa (21/7/2020) ini, mendata jumlah kasus positif COVID-19 bertambah 19 orang, sehingga secara akumulasi menjadi 145 kasus.
Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Survivalina mengatakan tambahan 19 kasus itu menjadikan total positif menjadi 145 kasus, dimana 63 orang dinyatakan sembuh, 79 orang dirawat di rumah sakit, dan tiga lainnya meninggal dunia.
Ratri S. Survivalina mengatakan dari penambahan 19 kasus tersebut mayoritas masuk klaster Desa Sampetan, yakni ada enam kasus yang terpapar positif COVID-19. Klaster Sampetan, yakni berinisial Au warga Desa Candisari, Fd warga Desa Gladagsari Kecamatan Gladagsari, Dd, Pi, Th dan Gm, keempatnya warga Desa Sampetan Kecamatan Gladagsari.
Keenam warga klaster Sampetan tersebut melakukan kontak erat dengan pasien Rn warga Desa Sampetan. Rn merupakan pedagang sayur pagi di Pasar Ampel Boyolali.
Dinkes Boyolali dengan kejadian tersebut langsung menindaklanjuti dengan melakukan tes usap kepada warga yang kontak erat dengan Rn, sebanyak 71 orang. Jumlah itu, sebagian besar tetangga di wilayah Desa Sampetan.
Selain itu, kata Ratri, tambahan kasus positif lainnya yakni berinisial Tj warga Desa Kemiri, Kecamatan Mojosongo. Pasien ini memberitahukan kepada Dinkes dan diterima pada Ahad (19/7). Tj merupakan pelaku perjalanan dari Jakarta dan kontak erat dengan penderita di Jakarta.
Pasien lainnya yang dinyatakan positif, kata dia, berinisial Si warga Desa Sambi, Kecamatan Sambi merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas Simo dan Spr warga Desa Tanduk, Kecamatan Ampel merupakan pedagang Pasar Ungaran, Kabupaten Semarang.
Pasien lainnya, Hy dan Ff warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono. Keduanyai merupakan klaster tenaga kesehatan (Nakes) dari RSUD Dr Moewardi Surakarta. Ff ada kontak erat Hy, dan keduanya saat ini dirawat di RSUD Dr Moewardi Surakarta.
Pasien kasus baru lainnya yakni anak dan ibunya, Mz dan Sw yang berasal dari Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo. Keduanya merupakan kontak erat dengan pasien positif lainnya, Dk juga dari Desa Kragilan. Pasien Wr dan Rr keduanya warga Desa Cangkringan, Kecamatan Banyudono. Kedua kasus ini, merupakan kontak erat dari Br, pasien positif yang tercatat di Semarang.
Pasien positif lainnya warga Boyolali yakni Gl asal Desa Jipangan, Kecamatan Banyudono. Dia merupakan kontak erat dengan kasus di RS Kasih Ibu Surakarta, dan dirawat di RS setempat.
Ratri mengatakan dari kluster Nakes RSUD Dr Moewardi Surakarta, juga kontak erat dengan Rk warga Desa Pelem, Kecamatan Simo Boyolali. Yang bersangkutan sudah menjalani perawatan di RSUD Dr Moewardi. Tambahan dari kluster Nakes lainnya yakni Dn warga Desa Sranten, Kecamatan Karanggede.
"Dn ini, merupakan kluster Nakes di RS UNS Surakarta, dan dia saat ini dirawat di rumah sakit setempat. Pasien Jm warga Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk Boyolali, dan dia saat ini dirawat di RSUD Dr Moewardi Surakarta, sehingga totalnya bertambah menjadi 145 orang positif," katanya.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat di Boyolali yang merasa pernah kontak langsung pasien positif segera melaporkan supaya petugas bisa memeriksa kesehatannya dengan tes usap.
Selain itu, pihaknya tidak henti-hentinya terus meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan jika beraktivitas ke luar rumah, dengan mengenakan masker, dan pola hidup sehat di masa adaptasi kehidupan baru. (Antara)