REMBANG, RAKYATJATENG - Bakal Calon Bupati (Bacalon) Rembang dari PPP Abdul Hafidz kaget dengan mundurnya Bayu Andriyanto dari bacawabup seleksi partainya. Sebab, dia tidak ada pemberitahuan dari Bayu atau resmi dari internal partai.
Meski demikian, dia tidak mempermasalahkan hal ini. Sebab, menjadi hak masing-masing calon. Namun, dia menekankan jika hal ini tidak ada sentimen negatif pribadi antara dia dengan ketua DPD Nasdem Rembang itu. Ini murni sikap politik.
”Saya tidak punya perasaan ini itu. Biasa saja. Kembali lagi, itu hak politik. Tidak ada settingan sebelumnya,” cetusnya.
Hafidz juga menanggapi surat terbuka yang dibuat Bayu. ”Di surat terbuka ada kalimat astagfirullahaladzim. Itu justru menunjukkan dia (Bayu, Red) yang salah. Karena minta ampun,” terang sekretaris DPC PPP Rembang ini.
Disinggung tentang jalannya pemerintahan, karena Hafidz merupakan bupati Rembang, sedangkan Bayu wakilnya, hal itu tidak akan berpengaruh. Sebab, selama empat tahun menjabat juga tidak ada apa-apa dengan pasangannya itu.
”Semua tetap profesional dan proporsional. Saya tidak ada masalah. Nanti dinas juga biasa. Memang tidak ada masalah. Bagi saya jabatan bukan sesuatu yang bisa menyingkirkan pertemanan atau kekeluargaan,” ujarnya.
Dengan mundurnya Harno dan Bayu Andriyanto dari bursa pencalonan bacawabup PPP, tinggal dua nama yang bertahan. Yakni Arifin dan Zaimul Umam (Gus Umam). Sebelum mundurnya Bayu, Harno memutuskan mundur untuk nyalon sendiri menjadi bacabup.
Ditanya figur yang berpeluang. Abdul Hafidz enggan berkomentar banyak. ”InsyaAllah awal Agustus kami akan mendapatkan rekom. Tahapannya pasti. Setelah itu dilanjutkan deklarasi,” terangnya.
Sementara itu, usai menghadiri acara tahlil tujuh hari KH Majid Kamil (Gus Kamil) di kantor DPC PPP Rembang Sabtu (18/7) malam lalu, Hafidz bertemu dengan bacawabup Arifin. Lokasinya di salah satu kafe di Jalan Pemuda Rembang.
Hafidz memang membenarkan adanya pertemuan itu. Dia mengaku, awalnya dia mendapat informasi dari temannya, bahwa Arifin sedang berada di kafe tersebut. Akhirnya dia menyempatkan bertemu.
Dia mengaku, meet up itu sebatas pertemuan teman. Tidak ada pembicaraan pilkada. ”Bicara ngalor-ngidul saja. Curhat lah. Tidak lebih dari itu. Itupun tidak lama. Hanya 30 menit,” ujarnya.
Apakah ini merupakan sinyal mereka bakal berpasangan? Hafidz tak menanggapi.
(ks/noe/lin/top/JPR/JPC)