Cegah Mikro Droplet Corona, Jangan Makan dan Minum di Angkutan Umum

  • Bagikan
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto memberikan tips kepada para penumpang yang sedang naik angkutan umum. Yakni wajib memakai maker, jangan bicara, jangan makan dan minum (Muhammad Ali/Jawa Pos)

JAKARTA, RAKYATJATENG – Kehidupan selama pandemi Covid-19 memang berubah. Selain membiasakan diri Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kini penggunaan masker adalah wajib. Berbagai protokol kesehatan juga harus dipatuhi, termasuk saat naik kendaraan umum. Sebab, kendaraan umum yang umumnya memiliki ruang yang sempit di tengah ramainya penumpang, bisa memiliki potensi penularan.

Apalagi jika angkutan umum itu dalam keadaan penuh sesak disertai dengan sirkulasi udara yang buruk. Sebab Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan bahwa virus Corona bisa menular lewat udara di ruang tertutup karena mikro droplet yang mengandung virus Corona bisa melayang di udara selama berjam-jam.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto memberikan tips kepada para penumpang yang sedang naik angkutan umum. Yakni wajib memakai maker, jangan bicara, jangan makan dan minum selama di dalam transportasi umum.

“Patuhi etika berada di kendaraan umum. Utamakan selain gunakan masker, tetap jaga jarak,” tegasnya dalam konferensi pers, Senin (14/7).

“Jangan makan, jangan minum, jangan bicara di dalam kendaraan umum. Perilaku di angkutan umum sebelum virus melanda akan bikin kita lengah,” jelasnya.

Saat orang lain berbicara kepada kita, termasuk di dalam kendaraan, Yurianto menyarankan agar jangan mendekatkan diri kepada orang tersebut. Tetap jaga jarak.

“Jika harus bicara dengan orang lain tetap jaga jarak. Dan jangan mendekat ke orang yang bicara dengan kita,” tuturnya.

Masker Menjadi Kunci

Penularan bisa menular lewat droplet dengan ukuran kecil di dalam ruang tanpa sirkulasi udara sama skali. Sama seperti asap rokok yang memenuhi ruang jika tak ada ventilasi udara. Maka Yuri menyarankan saat ke luar rumah agar masyarakat memilih masker yang nyaman sehingga betah untuk tetap mempertahankan pemakaiannya.

“Gunakan masker, gunakan yang baik, pilih yang nyaman yang kita gunakan. Yang masih memiliki rongga antara hidung dan masker. Jangan ketat, nanti malah jadi enggak nyaman dan justru malah melepas masker,” tegasnya.

“Kita contoh desain masker bedah. Masih bisa membuat kita nyaman bicara dengan nyaman tanpa maskernya turun. Masker kain bisa digunakan asal desainnya tepat,” pungkasnya. (JPC)

  • Bagikan