Demo Uniba Solo Jilid 3, Mahasiswa Kepung dan Desak Mundur Ketua Yapertib

  • Bagikan
Mahasiswa menyegel kampus karena pihak yayasan tak juga mendengar aspirasi mereka. (DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO)

SOLO, RAKYATJATENG – Aksi demo kali ketiga digelar di halaman Universitas Islam Batik Surakarta (Uniba) Surakarta, Kamis (2/7).

Demo tersebut diwarnai aksi pengepungan terhadap Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Islam Batik (Yapertib) Syahrial Amri. Mahasiswa tak puas atas jawabannya. Sekaligus menuntutnya agar membeberkan kondisi yayasan sebenarnya.

Demo dimulai sekitar pukul 08.00 hingga pukul 11.00. Berbagai poster tuntutan masih terpasang di balkon dan dinding kampus. Yel-yel menuntut Dewan Pembina Yapertib Solichul Hadi Ahmad Bakrie menggema sepanjang aksi. Peserta aksi juga mengancam mendatangi pendiri yayasan untuk membantu memutuskan masalah.

Ketua Yapertib Syahrial Amri yang hadir di tengah aksi menyampaikan beberapa poin penegasan. “Kita akan tampung aspirasi peserta aksi. Ketua dewan pembina sudah bertemu Kapolsek Laweyan yang menawarkan menjadi mediator. Namun, hasilnya belum memenuhi kepuasan kalian. Saya mohon maaf sebesar-besarnya,” paparnya, mengutip Radar Solo.

Suasana memanas saat peserta aksi tak puas dengan jawaban Syahrial. Mahasiswa mengejar dan mengepung Syahrial sampai di depan pintu ruangan yayasan. Berkoar agar Syahrial meletakkan jabatannya.

“Demi kebaikan bersama, apapun akan kami lakukan untuk Yapertib. Dan siap maju dan siap mundur juga,” ujar Syahrial diikuti sorak sorai peserta aksi.

Koordinator lapangan (korlap) aksi mahasiswa Muhammad Arief Oksya kecewa dengan sikap dewan pembina yayasan yang enggan menemui mahasiswa. Serta menolak mediasi yang hanya diwakili beberapa orang saja. Aksi serupa akan terus digelar sampai dewan pembina yayasan mau menemui.

“Kenapa tidak mau klarifikasi di depan seluruh mahasiswa dan dosen? Dari awal mahasiswa menegaskan tidak akan ada negosiasi. Saya lihat statement beliau, akan menemui aliansi saat semua sudah mereda. Berarti kan beliau membiarkan situasi ini tetap berjalan,” koarnya.

Korlap dosen dan karyawan Uniba Amir Junaidi mengaku sudah mengundang Solichul Hadi serta kedua anaknya, Tetuko dan Astari. Namun yang datang hanya ketua Yapertib Syahrial Amri. Bahkan dua undangan atas nama Tetuko dan Astari dikembalikan ke kampus.

“Intinya kami minta Solichul Hadi dan kedua anaknya mundur. Banyak kebijakan dan intervensi kepada rektorat. Jika tuntutan mundurnya dewan pembina tidak digubris, maka kami akan datangi pendiri Yapertib, yakni Pak Mukhlish Marwan dan Kyai Amir,” katanya.

Sementara itu, eks rektor Uniba Pramono Hadi mengakui banyak intervensi dari Yapertib. Bahkan pendanaan mahasiswa ikut terpotong. Dia mengaku rektorat kewalahan menjembatani tuntutan mahasiswa dan kehendak Yapertib. Dia pun memutuskan mengundurkan diri per 30 Juni.

“Saya berharap bisa diselesaikan baik-baik, tanpa perlu jalur hukum. Kembali bersama-sama membangun Uniba dan Yapertib, meski tidak menjadi dewan pembina,” ungkapnya.

Diakuinya, terjadi pembajakan intelektual. Tiap agenda akademik selalu diobok-obok Yapertib. Kebijakan rektorat selalu diintervensi. “Tidak ada ruang bagi rektorat mengelola pendidikan,” terangnya. (rgl/fer/ria)

(rs/rgl/per/JPR/JPC)

  • Bagikan