Penjual Bubur di Yogyakarta Pakai Topeng Saat Layani Pelanggan, Ternyata Malah Tambah Laris

  • Bagikan
Nani Sugiarti (60) memakai topeng saat berjualan bubur. (foto: detikcom)

YOGYAKARTA, RAKYATJATENG – Seorang penjual bubur rames bernama Nani Sugiarti (60) punya gaya unik saat melayani pelanggannya. Ia pakai topeng plastik anonim yang menarik perhatian.

Dengan mengenakan topeng Nani tampak luwes melayani salah seorang pelanggannya. Sembari mengambil lauk pauk untuk isian bubur, dia terkadang menjawab pertanyaan pelanggan terkait topeng yang dikenakannya.

Nani menjelaskan, bahwa awal mula dia baru 3 bulan berjualan bubur rames. Hal itu karena usaha lesehannya yang berada di kompleks Ndalem Notoprajan tutup sejak bulan Maret.

“Sebelumnya saya buka lesehan di depan Ndalem Notoprajan, tapi sejak Maret itu tutup. Terus daripada nganggur dan tidak ada pemasukan saya mulai jualan bubur ini,” katanya saat ditemui di tempat jualannya, Jalan H. Agus Salim, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, Jumat (26/6/2020), mengutip Detikcom.

Pada bulan pertama berjualan, warga Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta mengaku hanya berjualan di depan rumah dan tidak mengenakan topeng. Namun, hal tersebut berubah saat keponakannya datang ke tempat jualan.

“Jadi 2 bulan lalu, tepatnya saat jualan itu ponakan saya yang umur 2 tahun mainan topeng terus saya pinjem dan saya pakai. Niat saya waktu itu untuk guyon (menghibur keponakannya) saja, tapi ternyata ada pembeli yang mengambil foto saya lalu dimasukkan grup WA itu,” ujarnya.

Tersebarnya foto tersebut membuat banyak warga yang penasaran dengan penampilan Nani saat berjualan bubur rames. Bahkan setiap harinya banyak warga yang mendatangi lokasi jualannya hanya untuk mengambil foto.

Banyaknya pembeli membuat Nani berpindah lokasi jualan, mengingat lokasi jualannya berada di dalam kampung dan takut mengganggu mobilitas warga. Dia akhirnya memilih pindah di pinggir Jalan H. Agus Salim, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta.

“Terus kan sempat tidak saya pakai juga topengnya mas. Nah, pas itu malah banyak pembeli yang tanya ‘kok topengnya tidak dipakai bu’. Ya sudah akhirnya saya pakai topeng setiap hari,” ucapnya.

Bahkan, karena penampilannya tersebut membuat warga setempat menjuluki bubur rames Nani dengan sebutan ‘bubur topeng’. Nani pun tidak keberatan dengan sebutan tersebut.

“Karena saya pakai topeng ini jadi banyak yang nyebut bubur topeng. Kalau bagi saya tidak masalah ya, karena malah semakin banyak pembeli yang datang,” katanya.

“Jadi bisa dibilang dengan pakai topeng ini malah jadi rejeki tersendiri di saat pandemi,” imbuh Nani.

Nani sendiri mengaku setiap hari berjualan mulai dari pukul 05.30 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Sedangan untuk bubur yang ia jajakan adalah bubur rames.

“Bubur rames itu bubur yang pakai sambel krecek, oseng-oseng, bakmi dan capcay. Untuk seporsi harganya Rp 5 ribu, tapi banyak juga yang beli Rp 3 ribu dan tetap saya layani,” katanya.

Menyoal hingga kapan dia akan berpenampilan seperti itu, Nani mengaku hingga pandemi ini berakhir. Nantinya, jika pandemi berakhir dia akan kembali membuka usaha lesehannya di kompleks Ndalem Notoprajan.

“Kalau pas jualan bubur ini ya saya tetap pakai topeng, karena ngrejekeni (membawa rejeki). Tapi kalau selesai pandemi ini rencananya saya mau buka lesehan lagi mas,” ucapnya.

  • Bagikan