Satgas TMMD Kodim Semarang Bangun ‘Polisi Tidur’ di Jalan Penghubung Rowosari-Meteseh

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Adanya jalan penghubung Rowosari-Meteseh yang baru saja dibeton oleh Satgas TMMD Reguler Ke-107 menjadikan seluruh warga bahagia karena terdapat akses penghubung yang mulus dan menjadikan wilayahnya tak terisolir.

Namun demikian warga merasa khawatir jalan yang mulus tersebut bisa saja dimanfaatkan oleh anak-anak muda untuk kebut-kebutan. Pasalnya banyak anak muda mengendarai motor protolan yang sering ngebut melintasi jalan-jalan kampung.

Atas kekhawatiran itu, warga menyampaikannya kepada para prajurit TNI AD yang sedang merampungkan beberapa sasaran pembangunan jalan dan Rumah Tak Layak Huni (RTLH).

Prajurit TNI AD Kodim 0733/BS Semarang dibantu dari Yonif Raiders 400/Banteng Raider, Yon Arhanud 15 dan Penerbad menangkap keresahan warga Rowosari yang wilayahnya menjadi sasaran kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) tersebut.

Setelah dikalkulasi ada sisa material, maka para prajurit pun membangunkan ‘polisi tidur’ di beberapa jalan kampung, terutama menuju akses jalan beton yang menghubungkan Rowosari dengan Meteseh.

Kusnadi, Ketua RT 03 RW 08 Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Rabu (8/4/2020) mengungkapkan seringnya anak-anak muda mengendarai motor dengan ngebut.

“Berulang kali warga menegurnya, tapi kadang dilakukan saat kondisi sepi. Meski demikian suara motornya yang umumnya protolan tetap saja mengganggu telinga warga. Untuk bapak-bapak tentara ini tanggap dan membuatkan polisi tidur di sepanjang jalan supaya dapat menghambat laju motor yang ngebut, sehingga bila melintas mereka akan hati-hati,” ungkap Kusnadi.

Terpisah, Dandim 0733/BS Semarang, Kolonel Kav Zubaedi S.Sos MM mengungkapkan bahwa pelaksanaan TMMD di Rowosari ini bisa dibilang over produktif.

Selain bisa selesai dengan cepat, juga sasaran pembangunannya melampaui target karena masih ada sisa material yang bisa dimanfaatkan untuk sarana lain.

“Hal ini terjadi karena tingginya partisipasi warga yang membantu tenaga kami, juga partisipasi kelurahan serta Pemerintah Kota Semarang juga tinggi dalam menyediakan material. Mereka umumnya sekalian memanfaatkan tenaga yang ada dengan memberikan tambahan material. Jadi misalnya yang semula sasarannya talud dan saluran, justru bisa melakukan pemlesteran bebarapa pinggiran jalan yang masih berupa tanah. Sisa material juga bisa digunakan untuk membuat ‘polisi tidur’ di jalan-jalan kampung,” ungkap Dandim. (Sen)

  • Bagikan