Benarkah Covid-19 Menular Lewat Pernapasan dan Udara?
RAKYATJATENG – Semua orang saat ini harus mewaspadai Orang Tanpa Gejala (OTG) yang membawa dan bisa menularkan Covid-19. Sebab orang yang terlihat sehat-sehat saja bisa menularkan virus pada orang lain. Lebih parah kondisinya jika menularkan pada lansia serta mereka yang punya penyakit komorbit.
Baru-baru ini ilmuwan asal Amerika Serikat, Anthony Fauci, mengemukakan, berdasarkan informasi, Covid-19 bisa menular meski hanya lewat napas saat seseorang sedang bicara. “Virus corona bisa menyebar melalui udara melalui pernapasan normal dan berbicara,” kata seorang ilmuwan top Amerika Serikat Anthony Fauci, seperti dilansir dari AsiaOne, Minggu (5/4).
“Karena beberapa informasi baru-baru ini bahwa virus tersebut sebenarnya dapat menyebar bahkan ketika orang hanya berbicara,” sambungnya.
Komentar Fauci datang setelah National Academy of Sciences (NAS) mengirim surat ke Gedung Putih pada 1 April yang merangkum penelitian terbaru tentang masalah ini. Dikatakan bahwa meskipun penelitian belum konklusif, hasil studi yang tersedia konsisten dengan aerosolisasi virus bisa menyebar dari pernapasan orang yang normal.
Namun, hingga saat ini, badan kesehatan AS mengatakan bahwa jalur utama penularan adalah tetesan pernapasan, berdiameter sekitar satu milimeter, yang dikeluarkan oleh orang sakit ketika bersin atau batuk. Droplet ini dengan cepat jatuh ke tanah sekitar satu meter jauhnya.
Maka Anthony Fauci menyarankan penggunaan masker wajah untuk semua orang. Anthony Fauci yang juga menjabat sebagai Kepala Penyakit Menular di National Institutes of Health, mengatakan kepada Fox News bahwa panduan tentang masker telah diubah.
Sebelumnya masker hanya digunakan oleh orang yang sakit. Kini, masker wajib untuk semua orang.
Sebelumnya, Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat menjadi aerosol dan tetap mengudara selama tiga jam. Itu bisa terjadi di dalam ruangan yang sirkulasinya tak bagus.
Para peneliti Hong Kong mengumpulkan sampel virus dari pasien dengan Coronavirus dan penyakit pernapasan virus lainnya, dan memberi beberapa pasien masker wajah. Masker efektif mengurangi deteksi tetesan dan aerosol untuk pasien Coronavirus.
Makalah Tiongkok bahkan mengungkap kekhawatiran bahwa alat pelindung diri yang digunakan oleh petugas kesehatan itu sendiri dapat menjadi sumber virus di udara. Tim mempelajari rumah sakit di Wuhan dan menemukan bahwa ada dua area utama di mana virus itu menjadi aerosol (udara). Yaitu di kamar mandi pasien, dan kamar di mana staf medis melepas alat pelindung mereka.
Sejauh ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih berhati-hati terhadap ancaman virus itu di udara. Terutama di rumah sakit.
Dalam sebuah analisis yang diterbitkan pada 29 Maret, tertulis bahwa penularan aerosol hanya diketahui terjadi selama perawatan medis tertentu yang membutuhkan bantuan pernapasan. Maka ada kemungkinan aerosol harus diwaspadai, khususnya oleh para petugas medis. (JPC)