Guru Agama Non Formal di Kota Semarang Diguyur Insentif

  • Bagikan
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi berdialog dengan tenaga pendidik keagamaan non formal pada forum pembinaan tenaga pendidikan keagamaan non formal Semarang di Argo Purwosari Semarang, Minggu (8/3/2020) pagi. (Dewi Akmalah)

SEMARANG, RAKYATJATENG – Pemerintah Kota Semarang bakal meningkatkan kesejahteraan para pendidik keagamaan non formal di Semarang.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku bangga dengan kinerja ribuan pendidik keagamaan non formal yang ada di kotanya. Baginya sikap toleransi tinggi yang dimiliki warga Semarang tak lepas dari kerja keras para pendidik tersebut. Oleh karena itu pihaknya berjanji akan terus memperhatikan kesejahteraan mereka. Salah satunya dengan memberikan bisyaroh (insentif).

“Saya berterimakasih kepada para guru TPQ, Madrasah Diniyah, Sekolah Minggu dan para pengurus jenazah yang kerja pontang-panting mengurus pendidikan agama di Kota Semarang. Saya kira mereka patut mendapat apresiasi tinggi dari kota semua atas kinerjanya,” ujarnya saat memberikan pembinaan tenaga pendidikan keagamaan non formal Semarang di Argo Purwosari Semarang, Minggu (8/3/2020).

Hendi menambahkan saat ini telah ada 3.500 pendidik agama non formal yang mendapat bisyaroh. Tiap bulannya mereka akan mendapat bantuan sebanyak Rp 350 ribu. Jumlah tersebut akan terus bertambah. Mengingat pihaknya berupaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan para pendidik tersebut.

Rencananya pemkot akan menaikkan besaran insentif tersebut hingga mencapai Rp 450 ribu perbulan pada tahun 2021 mendatang.

“Kita berdoa saja bersama semoga warga Semarang rajin bayar pajak. Jadi kalau bisa nanti di anggaran perubahan ada sisa dana, akan kita langsung naikkan untuk bulan Oktober, November dan Desember,” lanjutnya disertai tepuk tangan meriah para peserta yang hadir.

Sementara itu Ketua Badan Koordinasi Taman Pendidikan Alquran (Badko TPQ) Kota Semarang, Bahrul Fawaid menyambut baik rencana Pemerintah Kota Semarang tersebut.

Baginya hal itu merupakan wujud perhatian pemerintah kepada nasib pendidik keagaman non formal yang ada di Semarang. Dan seiring meningkatnya jumlah perhatian yang ada, pihaknya berkomitmen untuk terus mendorong para pendidik agar dapat memberikan pembelajaran yang semakin baik. Sehingga warga Semarang dapat terus menikmati pendidikan agama yang nantinya dapat membentuk akhlaq mereka menjadi pribadi lebih baik.

“Kalau sudah diberi perhatian ya tentu saja kita punya kewajiban untuk meningkatkan kualiatas diri kita. Maka dari itu saya kumpulkan hampir 4.000 tenaga pendidik keagamaan non formal di Semarang untuk menyatukan visi dan misi dengan pemerintah untuk membentuk karakter warga Semarang lebih baik dan toleran,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut pihaknya memberikan penghargaan kepada Hendrar Prihadi sebagai Wali Kota Peduli TPQ. Baginya Wali Kota telah membuktikan secara konsisten menunjukan kepedulian terhadap nasib guru keagamaan yang ada di Semarang. Sehingga gelar tersebut terasa tepat diberikan untuk mengapresaisi hal tersebut.

“Sudah lima tahun kita lihat pak Hendi terus berkomitmen memajukan TPQ di Semarang. Semoga saja siapapun nanti yang jadi Wali Kota baru bisa melanjutkan program tersebut,” pungkasnya. (akm/bas/JPC)

  • Bagikan