Lulus Jadi Sarjana, Penjual Sayur Diminta Bupati Mengajar di SD Jatiyoso

  • Bagikan
Amirudin (paling kiri) bersama kepala SDN 3 Wukirsawit menemui Bupati Juliyatmono, kemarin. (RYAN AGUSTIONO/RADAR SOLO)

KARANGANYAR, RAKYATJATENG – Amirudin, 23, seorang tukang sayur yang beberapa waktu lalu menyelesaikan kuliah S1 FKIP Universitas Tunas Pembangunan (UTP) diapresiasi oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono.

Warga Desa Wukirsawit, Kecamatan Jatiyoso itu langsung diminta mengajar di sekolah tempat kelahirannya.

Amirudin bertemu bupati di Ruang Anthurium Rumah Dinas Bupati, Selasa (3/3) pagi. Bupati menilai sosok Amirudin telah menjadi inspirasi bagi kaum milenial di Karanganyar. Niat dan semangat untuk lulus S1 di tengah keterbatasan biaya patut menjadi teladan bagi pemuda saat ini.

”Ini salah satu inspirasi contoh yang bagus. Spirit pemuda yang tinggi akan cita-cita. Demi itu, cita-cita dicari dengan berjualan sayur mayur di wilayah Kecamatan Jatiyoso. Dengan prestasi bagus tersebut, saya meminta Amir untuk menjadi guru di SDN 3 Wukirsawit, Jatiyoso,” ucap bupati.

Dia menambahkan, ilmu yang dimiliki Amir itu harus langsung dimanfaatkan di SD yang pernah menjadi sekolah Amirudin semasa kecil. Ini bisa menjadi contoh bagi anak lain agar sunguh-sungguh dalam belajar dan semangat meraih cita-cita.

”Setelah jadi guru pun aktivitas berdagangnya tetap diperbolehkan. Asalkan tidak menjadi penghambat untuk mendidik anak bangsa,” ujar orang nomor satu di Kabupaten Karanganyar itu.

Kepala SDN 3 Wukirsawit Dwi Nastuti mengatakan, pihaknya mendatangi bupati untuk mengajukan Amirudin menjadi guru di SDN 3 Wukirsawit.

”Kebetulan guru olahraga di sekolah kami dimutasi ke SDN Ngringo 3 Palur. Ini pas karena murid kami berjumlah 77 anak,” tuturnya.

Kades Wukirsawit Sutarmo juga kagum dengan keberhasilan Amirudin. Dia anak buruh tani yang punya semangat luar biasa untuk meraih cita-cita. Dapat membiayai kuliahnya dari awal hingga akhir dengan berjualan sayuran.

”Sebagai pemimpin desa, saya sangat bangga. Amirudin berdiri dengan kakinya sendiri. Sejak kecil ditinggal mati ibunya, semua dijalaninya dengan sendiri,” ungkapnya.

Sementara itu, Amirudin merasa bahagia karena perjuangannya untuk meraih cita-cita diapresiasi oleh orang nomor satu di Karanganyar. Dia akan tetap berjualan dengan menyesuaikan jam mengajar di sekolah.

”Paginya mengajar, saya bisa luangkan waktu berjualan di sore hari,” tutur Amirudin. (ryn/adi/ria)

(rs/adi/per/JPR/JPC)

  • Bagikan