Heboh Unggahan Medsos Ada Warga Kena Chikungunya, Dinkes: Semua Negatif

  • Bagikan
Siswa memeriksa jentik-jentik nyamuk di tempat penampungan air. Pemberantasan sarang nyamuk adalah salah satu upaya efektif menangkal penyakit chikungunya. (IWAN ADI LUHUNG/RADAR SOLO)

WONOGIRI, RAKYATJATENG – Warga Dusun Dungrejo, Desa Gambiranom, Kecamatan Baturetno dihebohkan unggahan di media sosial (medsos) yang menyebutkan bahwa hampir seluruh warga di Dungrejo, Gambiranom itu terjangkit penyakit chikungunya. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, ternyata tak ada satu pun warga yang positif chikungunya.

Awal mula munculnya kabar tersebut adalah dari salah seorang warga Gambiranom yang merantau ke Makassar. Melalui medsos, dia menyampaikan kabar bahwa penduduk di desanya terkena chikungunya. Setelah muncul kabar itu, tim dari dinkes langsung terjun ke Desa Gambiranom.

“Teman-teman di puskesmas sudah berkoordinasi dengan kepala desa, kemudian menggerakkan masyarakat,” ujar Kepala Dinkes Kabupaten Wonogiri Adhi Darma, Senin (2/3).

Diakui Adhi, pihaknya memang sudah cukup lama mendengar informasi terkait adanya warga di desa tersebut yang memiliki gejala terkena chikungunya. Namun, warga juga tidak ada yang mengalami disfungsi anggota gerak secara mendadak seperti terkesan lumpuh layaknya ciri khas penyakit chikungunya.

“Mereka yang sudah periksa ke klinik atau pun rumah sakit, tidak ada satu pun yang kena chikungunya,” tegas Adhi.

Ada warga yang mengalami demam, saat ini menjalani observasi febris. Penyebab demamnya belum bisa ditentukan. Kemungkinan adalah virus, demam dengue atau bisa juga influeza. Tidak ada pula warga di sana yang opname dikarenakan demam berdarah.

Adhi mengatakan, kasus ini sudah muncul sejak tiga pekan lalu dan saat ini tidak ada temuan warga yang memiliki gejala seperti chikungunya. Atas kabar chikungunya itu, melalui medsos warga pun meminta dinkes untuk melakukan fogging.

Namun menurut Adhi, permintaan warga tersebut tidaklah tepat. Sebab, untuk melakukan fogging ada standar operasional prosedur (SOP) yang harus dipenuhi. Apabila ada 10 orang yang positif chikungunya dalam waktu bersamaan, baru dilakukan fogging.

Menurut Adhi, upaya terbaik dalam membasmi nyamuk adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak di dalam dan luar rumah. “Sebanyak 41 warga sudah di PE (penyelidikan epidimiologi) ulang, hasilnya negatif terkena chikungunya. Sudah sembuh semua,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Baturetno Eko Nur Haryono mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan puskesmas dan kepala desa setempat terkait adanya kabar penyakit chikungunya di Desa Gambiranom.

“Penyakit yang diderita warga juga belum bisa dipastikan bahwa chikungunya. Sebab, belum ada hasil uji laboratorium. Warga yang sakit juga sembuh secara sendirinya selama dua tiga hari masa sakit saja,” papar Eko. (rm2/ria)

(rs/ria/per/JPR/JPC)

  • Bagikan