Golkar Koalisi Demokrat di Sragen, Begini Komentar PDIP

  • Bagikan
KLATEN, RAKYATJATENG – Ketua DPC PDIP Klaten Sri Mulyani tidak mempermasalahkan koalisi Golkar dan Demokrat jelang pemilihan kepala daerah (pilkada). Namun, calon bupati petahana ini sebut langkah politik Golkar tidak konsisten. Sebab September 2019 lalu Golkar sudah komitmen siapa pun calon yang diusung PDIP. Sebagai catatan, rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP jatuh kepada pasangan calon (paslon) Sri Mulyani-Aris Prabowo. Tak lama setelah rekomendasi turun, Golkar gerak cepat. Partai berlambang beringin ini malah membangun koalisi dengan Demokrat. “Kalau saya ya tidak apa-apa. Kalau saya kan sudah jelas, Sri Mulyani-Aris Prabowo. Di sana (koalisi Golkar-Demokrat, Red) sudah jelas belum? Kenapa tidak memilih yang sudah jelas?” ucap Sri Mulyani. Menurutnya, orang hidup penuh pilihan. Namun, sikap Golkar yang pindah haluan disebutnya tidak konsisten. Secara pribadi, perempuan yang juga bupati Klaten ini tidak tahu apa alasan Golkar menyeberang. Indikasinya, lanjut Sri Mulyani, Gokar kecewa kadernya tidak dapat rekomendasi. Mengingat sebelumnya, Ketua DPD II Golkar Klaten Yoga Hardaya melamar jadi calon wakil bupati Klaten. “Ya tidak apa-apa, itu pilihan. Memang sebelumnya tidak ada komunikasi. Sebelum rekomendasi turun, mereka (Golkar) sempat menanyakan. Karena belum ada bukti sah dari Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri/Ketum DPP PDIP), saat itu saya minta lihat nanti. Apalagi rekomendasi saat itu belum ada di tangan,” paparnya. Koalisi Golkar-Demokrat justru di luar prediksi Sri Mulyani. Kendati ditinggal Golkar, dia tidak galau. Dalam waktu dekat bakal jalin komunikasi dengan sejumlah partai politik (parpol). Termasuk wacana menjalin koalisi dengan parpol selain Golkar dan Demokrat. Sementara itu, saat dikonfirmasi Yoga Hardaya menegaskan keputusan partainya berkoalisi dengan PDIP, September 2019 silam tidak ada tanggapan. Termasuk belum ada kesepakatan hitam di atas putih. “Kepada partai Demokrat, jangan pernah meragukan kami. Karena antara Golkar dan PDIP belum pernah ada MoU (memorandum of understanding) sama sekali,” tegasnya. (ren/fer) (rs/ren/per/JPR/JCP)
  • Bagikan

Exit mobile version