Harga Garam Rp 250 Per Kilo, Bupati Pati Wadul Pemprov Jateng

  • Bagikan
ANJLOK: Beberapa pekerja mengolah garam di pabrik Desa Tluwuk, Kecamatan Wedarijaksa. (SRI PUTJIWATI/RADAR KUDUS)

PATI, RAKYATJATENG – Harga garam di Kabupaten Pati anjlok beberapa bulan terakhir. Saat ini harganya hanya sekitar Rp 250 per kilogram. Anjloknya harga garam membuat petani menjerit. Bahkan Bupati Pati Haryanto telah ‘wadul’ (mengadukan) hal itu kepada Pemprov Jateng yang mengunjungi Pati.

Bupati Pati Haryanto menjelaskan, harga garam hanya dikisaran Rp 250-Rp 350 per kilogram. Ini membuat petani harus menimbun garam mereka daripada menjual dengan harga hancur. Tak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan. Garam yang telah dibuat petani akhir 2019 lalu kini masih ditimbun di gubuk dan di rumah.

“Harga garam serendah itu sangat jauh tidak sebanding dengan tenaga dan waktu yang dikeluarkan para petani untuk memproduksinya. Bisa dilihat kalau mengunjungi area tambak di pesisir. Bayak garam ditimbun dan ditutup terpal di sekitar tambak,” katanya di hadapan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah Peni Rahayu dalam kegiatan Gerakan Pungut Sampah dan Tanam Mangrove di Pantai Kertomulyo, Kecamatan Trangkil.

Dengan begitu, katanya, petani belum menikmati hasil keringat membuat garam sejak Juni-November 2019 lalu. Kemarau tahun lalu sangat panjang. Ini dimanfaatkan petani garam memanfaatkan tambak untuk membuat garam. Namun harganya tak kunjung naik. Justru terus turun.

“Salah satu faktor harga garam lokal anjlok ini karena masuknya garam impor ke Jawa Tengah. Garam impor itu juga masuk ke Pati. Untuk itu mumpung ada perwakilan pejabat dari Pemprov Jateng yang membidangi, saya meminta bantuan penanganannya. Semoga dengan mengetahui keadaan langsung petani bisa membantu regulasi pembatasan garam impor,” lanjutnya.

Orang nomor satu di Pati ini berharap dengan penanganan baik, harga garam berangsur naik bisa menyerap garam milik petani di Pati. Apalagi, garam yang diproduksi petani Pati sangat banyak. Pada 2019 saja, bisa memproduksi 360 ribu ton garam. Atau nomor dua terbanyak se Indonesia setelah Madura.

Menanggapi itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah Peni Rahayu menyatakan akan berupaya menanganinya. Terlebih garam Pati cukup potensial. Untuk itu pihaknya berencana mendirikan pabrik garam di Pati yaitu di Desa Raci Kecamatan Batangan.

Selain itu, kualitas garam di Pati sedianya ditingkatkan. Ini bisa dimulai dari bahan bakunya lebih baik. “Kami juga akan mengadakan pendampingan kepada petani garam di Kabupaten Pati,” ujar Peni.

(ks/put/him/top/JPR/JPC)

  • Bagikan