Belasan Anak Punk di Blora Diamankan Polisi, Tiga di Antaranya Perempuan

  • Bagikan
DIBINA. Kepolisian Sektor Ngawen (Polsek Ngawen) Polres Blora amankan belasan anak Punk belum lama ini. (Polsek For Radar Kudus)

BLORA, RAKYATJATENG – Belasan anak punk diamankan Kepolisian Sektor Ngawen (Polsek Ngawen) Polres Blora Senin (24/20) sore. Mereka diamankan saat berkeliaran di sekitar SPBU Kecamatan Ngawen.

Kapolsek Ngawen Polres Blora AKP Joko Priyono menjelaskan 14 anak punk tersebut diamankan karena dinilai meresahkan masyarakat. ”Selama ini warga resah dengan keberadaan mereka,” ucap kapolsek.

Menurutnya, penertiban anak punk tersebut dilakukan bersama Seksi Trantib Satpol PP Kecamatan Ngawen. Harapannya, mereka kembali belajar dengan baik dan nurut orang tua, serta menjadi anak yang berbakti bagi bangsa dan negara.

Dari 14 anak yang diamankan, terdiri dari 11 laki-laki dan tiga perempuan. ”Belasan anak ini dikumpulkan dan didata identitasnya. Jika dimungkinkan, petugas menghubungi pihak keluarga atau pemerintah desa tempat anak tersebut berdomisili. Agar segera dijemput pulang,” imbuhnya.

Kasi Trantib Kecamatan Ngawen Haryanta mengungkapkan belasan anak jalanan tersebut diamankan dari sejumlah lokasi. Setelah dilakukan pendataan di Mapolsek, anak-anak di bawah umur ini dibawa ke Dinsos P3A Blora.

”Dari 14 orang tersebut, sebanyak 10 orang telah diserahkan ke orangtuanya. Pihak sekolah dan pengasuh pondok pesantren serta kepala desa. Sedangkan empat lainnya diserahkan ke Dinsos Kabupaten Blora,” ujarnya.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Indah Purwaningsih mengungkapkan dari 14 anak 12 di antaranya sudah dijemput orang tua, sekolah, pengasuh pondok pesantren serta kepala desa. Sementara khusus untuk dua anak lainnya masih dalam pengasuhan alternatif. Yaitu ditempatkan ke Panti Napsa Purwodadi.

”Yang satu, orang tuanya sudah tidak mau. Yaitu orang Pati. Orang tuanya sudah tidak bisa dan tidak mampu mengasuhnya lagi. Untuk yang satunya lagi anak Tengger. Mengaku sering dianiaya pak lek dan hanya tinggal sama nenek,” terangnya.

Indah Purwaningsih mengaku tidak bisa begitu saja melepas kedua anak tersebut. Untuk itu, diberikan pengasuhan alternatif. Ini untuk melindungi masa depan anak dan sebagai perlindungan anak. “Minggu depan rencananya baru bisa ketemu orang tuanya. Semoga bisa kembali mendidik dan menerima sang anak,” harapnya.

(ks/sub/zen/top/JPR/JPC)

  • Bagikan