1.800 Peserta Ikut Tes CPNS Kota Surakarta di UNS

  • Bagikan
Para peserta seleksi CPNS memasuki ruang tes di Auditorium UNS, Sabtu (1/2/2020). ANTARA/Aris Wasita

SOLO, RAKYATJATENG – Sebanyak 1.800 orang mengikuti Tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Computer Assisted Test (CAT) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2020 Kota Surakarta di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS).

“Pelaksanaan sejauh ini berjalan lancar dan tidak ada ada kendala teknis,” kata Wakil Ketua Panitia Fasilitasi Tes SKD CAT CPNS UNS Winarno di Solo, Sabtu (1/2).

Ia mengatakan salah satu yang sempat dikhawatirkan mengenai keandalan listrik.

Oleh karena itu, pihaknya menggunakan genset.

“Sudah ada ‘backup’-nya, jadi tidak ada kendala karena kami khawatir listrik mati sewaktu-waktu,” katanya.

Untuk langkah antisipasi yang lain, katanya, UNS menyiapkan komputer cadangan. Untuk cadangan itu disiapkan satu unit untuk setiap 10 komputer yang digunakan para peserta.

“Dengan demikian, dalam satu deret yang terdiri dari 10 komputer ini jika ada satu saja yang mati maka peserta bisa langsung menuju ke komputer cadangan yang sudah kami siapkan,” katanya.

Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Surakarta Ahyani mengatakan kebutuhan ASN mendatang berbeda dengan kebutuhan saat ini. Mayoritas ASN yang sekarang menjabat adalah generasi X, sedangkan para peserta tes CPNS saat ini generasi Y dan Z.

“Generasi Y dan Z ini yang akan melanjutkan generasi X seperti kami yang akan selesai dalam beberapa tahun ke depan,” katanya.

Ia mengatakan tuntutan dalam melayani masyarakat juga berbeda.

Oleh karena itu, ia berharap para peserta yang lolos pada tes seleksi tersebut bisa memiliki kinerja yang lebih baik dan cekatan melayani masyarakat.

Ia menjelaskan tes tersebut langkah awal sebagai syarat wajib menjadi PNS.

Ia mengatakan untuk bergabung menjadi keluarga besar Korpri, kompetensi mutlak harus dimiliki.

“Mutlak dari aspek pengetahuan, kemampuan, dan perilaku. Manfaatkan tes ini sebaik-baiknya, jawab dengan jujur sehingga tujuan dan cita-cita dapat terlaksana,” katanya.

Ia juga mengatakan untuk bisa ikut membangun negeri tidak harus dengan menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Ia mencontohkan di Kota Solo ASN hanya sebagai fasilitator, selanjutnya pemkot lebih mengandalkan kolaborasi dengan masyarakat sebagai pelaku pembangunan. (Antara)

  • Bagikan