Puncak Peringatan Hari Ibu ke-91 Tingkat Nasional Digelar di Kota Lama Semarang

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyatakan kesiapan dan kesanggupan menjadi tuan rumah puncak peringatan Hari Ibu ke-91 tingkat nasional pada 22 Desember 2019 mendatang.

Hal ini disampaikan Wakil Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri rapat pleno finalisasi persiapan peringatan Hari Ibu bersama dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga di Kantor Kementerian P3A, Jakarta, Selasa (26/11).

“Tentunya kami siap menyukseskan puncak peringatan Hari Ibu ke-91 tingkat nasional karena ini menjadi sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi kami. Terpilihnya Kota Semarang sebagai tuan rumah juga mendorong untuk lebih meningkatkan upaya pemberdayaan kaum perempuan,” kata Ita, sapaan akrab wakil wali kota.

Hadir dalam rapat tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemkot Semarang Muhammad Khadik, Kepala Diskominfo Kota Semarang Bambang Pramusinto, dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochammad Abdul Hakam.

Ita lebih lanjut mengungkapkan bahwa urgensi dari peringatan Hari Ibu tidak hanya sekedar seremonial melainkan juga memiliki makna akan pentingnya peran ibu dalam pembangunan.

“Acara ini menjadi momentum sebagai penegasan kaum perempuan dalam memperjuangkan peran dan kedudukannya dengan semangat nasionalisme untuk kemajuan Indonesia,” ungkap Ita.

Mengusung tema ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Maju’, peringatan Hari Ibu Nasional digelar dalam satu pekan baik di pusat maupun daerah.

Beberapa kegiatan yang digelar untuk meramaikan Hari Ibu antara lain Bincang Bintang, Vlog Festival Perempuan Berdaya, talkshow SHEnergy Kreasi, gerak jalan Perempuan Bahagia, dan eksibisi wirausaha karya perempuan se-Indonesia di Kota Semarang pada 21-22 Desember 2019.

“Acara puncaknya akan digelar di Kota Lama pada 22 Desember 2019. Alasan dipilihnya Kota Lama sebagai venue penyelenggaraan peringatan Hari Ibu tingkat nasional yakni untuk memperkenalkan Kota Lama pasca revitalisasi sebagai kandidat World Heritage UNESCO 2020 kepada perwakilan peserta dari seluruh Indonesia,” ujarnya.

Acara ini juga dianggap sebagai salah satu kesempatan untuk memberikan pengetahuan bagi warga Kota Semarang bahwa para perempuan juga memiliki hak yang sama dan integral dengan hak asasi manusia, salah satunya kesetaraan gender.

Indeks Pembangunan Gender Kota Semarang pada 2018 sebesar 95.69, jauh melebihi IPG Nasional sebesar 90.99. Indeks Pembangunan Gender mendekati 100 mengindikasikan semakin kecil kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan perempuan. (Sen)

  • Bagikan