DPRD Coret Anggaran Pembangunan Pasar Sugihwaras Baru, Ini Alasannya

  • Bagikan

PEKALONGAN, RAKYATJATENG – Komisi B DPRD Kota Pekalongan, mencoret anggaran sebesar Rp11,2 miliar untuk pembangunan lanjutan Pasar Sugihwaras Baru yang diusulkan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM pada tahun anggaran 2020.

Pencoretan dilakukan karena perencanaan pembangunan Pasar Sugihwaras Baru dinilai tidak jelas. Selain itu, pembangunan tahap pertama Pasar Sugihwaras Baru di sisi barat yang dilaksanakan tahun ini juga dinilai lambat karena progresnya masih minim sehingga diragukan selesai tepat waktu.

DPRD meminta Pemkot Pekalongan untuk terlebih dulu fokus menyelesaikan pembangunan Pasar Senggol Baru di Kuripan sebagai tempat relokasi pedagang dari Pasar Senggol Lama. Jika sudah selesai, baru dilakukan pembangunan lanjutan Pasar Sugihwaras Baru untuk menampung pedagang dari Alun-alun.

“Anggaran untuk pembangunan lanjutan Pasar Sugihwaras Baru sebesar Rp11,2 miliar yang akan digunakan untuk pembangunan di sisi utara dan timur kami drop. Silakan untuk menyelesaikan dulu pembangunan Pasar Senggol Baru,” tegas Ketua Komisi B DPRD Kota Pekalongan, Abdul Rozak dalam rapat kerja dan pembahasan anggaran Komisi B bersama Dindagkop dan UKM, Rabu (20/11).

Rozak berharap, keputusan Komisi B tersebut dapat dipertahankan hingga pembahasan di tingkat Badan Anggaran. “Idealnya keputusan ini tidak dirubah tapi justru akan dikuatkan di Banggar. Nanti keputusan ada di tangan ketua Banggar tapi kami perwakilan di Banggar akan mencoba mempertahankan ini,” tambahnya.

Awalnya, dalam rapat tersebut DPRD dibuat bingung dengan penjelasan Kasi Sarpras Dindagkop dan UKM, Deddy Setyawan, terkait usulan anggaran pembangunan lanjutan untuk Pasar Senggol Baru dan Pasar Sugihwaras Baru pada tahun 2020. Lanjutan pembangunan Pasar Senggol Baru yakni untuk membangun 46 kios, diusulkan senilai Rp1,5 miliar. Namun angka itu dinilai terlalu tinggi mengingat pembangunan tahap pertama untuk 156 kios hanya membutuhkan Rp4,3 miliar.

Komisi B bahkan sempat mencoret anggaran tersebut. Namun kemudian anggaran dikembalikan agar pembangunan Pasar Senggol Baru dapat diselesaikan. Justru anggaran untuk Pasar Sugihwaras Baru sebesar Rp11,2 miliar yang kemudian dicoret karena perencanaannya dinilai tidak jelas. DPRD meminta agar pembangunan Pasar Senggol Baru dan Pasar Sugihwaras Baru diselesaikan secara runtut.

“Harusnya cukup dua tahun ini selesai. Pasar Senggol Baru diselesaikan dulu satu tahun untuk menampung pedagang dari Pasar Senggol Lama. Baru berikutnya dibangun Pasar Sugihwaras Baru yang akan digunakan untuk menampung pedagang Alun-alun. Berikutnya baru Alun-alun dituntaskan penataannya,” kata Rozak.

Wakil Ketua Komisi B, Budi Setiawan menyatakan hal serupa. Melihat perencanaan yang tidak jelas, dia menilai Pemkot tidak serius dalam pembangunan tersebut. “Harusnya pembangunan Pasar Sugihwaras baru ini bisa sekaligus masuk DED dan digarap multiyears. Kalau ini tidak masuk DED dan semuanya baru. Sehingga ini bingung semua,” kata Budi Setiawan.

Kasi Sarpras pada Dindagkop dan UKM, Deddy Setyawan menjelaskan, usulan anggaran sebesar Rp11,2 miliar untuk lanjutan pembangunan Pasar Sugihwaras Baru dialokasikan untuk pembangunan di sisi utara dan timur yakni untuk 209 kios fashion dan 52 kios kuliner, ditambah 22 kios kuliner bagi pedagang yang menolak direlokasi ke Pasar Senggol Baru.

“Untuk yang tahap pertama di sisi barat, dilakukan pembangunan untuk 47 kios fashion. Tahun depan diusulkan untuk pembangunan lanjutan di sisi utara dan timur,” jelas Deddy.

Sedangkan untuk Pembangunan Pasar Senggol Baru di Kuripan, tahun 2020 diusulkan sebesar Rp1,5 miliar untuk melanjutkan pembangunan kios sebanyak 46. Pada tahun 2019, sudah dilakukan pembangunan untuk 156 kios.

“Tahun 2019 dilakukan pembangunan 156 kios dengan anggaran Rp4,3 miliar. Kemudian tahun depan diusulkan untuk pembangunan kios bagi pedagang yang belum terakomodir sebanyak 46 kios,” tandasnya. (nul/RP)

  • Bagikan