Separatis vs TNI-Polri Baku Tembak di Wamena: 1 Tewas, 2 Luka
JAKARTA, RAKYATJATENG – Kondisi Papua terjaga kondusif. Namun, sepertinya kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) menginginkan hal berbeda. Terjadi baku tembak antara KKSB dan TNI-Polri di Wamena kemarin (23/8). Seorang anggota KKSB tewas dan seorang polisi mengalami luka tembak.
Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Asep Adi Saputra menjelaskan, sehari sebelum peristiwa itu, terdengar tembakan di Pasar Jibama, Wamena. Masyarakat melapor. “Dicek TNI dan Polri,” ujarnya.
Dari pengecekan tersebut, diketahui terdapat lima orang yang diduga anggota KKSB. Terjadilah baku tembak itu. Satu anggota KKSB tewas. Empat lainnya melarikan diri sambil terus melancarkan tembakan. Belum diketahui apakah KKSB itu terhubung dengan kerusuhan atau tidak. Yang pasti, Polri memberikan jaminan keamanan di Papua. “Kami terus menetralkan kemungkinan gangguan keamanan,” ucapnya.
Untuk kerusuhan yang terjadi di Papua sepekan ini, Asep menjelaskan, dari 34 orang yang diamankan karena merusak rumah dan hotel, telah ditetapkan sepuluh tersangka. “Mereka membawa senjata tajam saat kerusuhan,” ungkapnya.
Ditambah satu tersangka di Manokwari karena merusak mesin ATM, total tersangka menjadi sebelas orang. “Saat ini didalami, kelompok yang melakukan kerusuhan ini terorganisasi atau tidak,” urainya.
Terpisah, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko mengatakan, upaya untuk menstabilkan kondisi keamanan Papua terus dilakukan. Pekan depan presiden menjadwalkan bertemu dengan para tokoh adat dan masyarakat Papua di istana. Presiden akan meminta para tokoh itu meredam situasi. “Untuk bisa membantu pemerintah dalam stabilitas,” ujarnya.
Menurut Moeldoko, ada pihak tertentu yang berusaha bermain pada kerusuhan di Papua kali ini dengan tujuan menuntut kemerdekaan. Dia menambahkan, pendekatan untuk menstabilkan gejolak di Papua dilakukan di berbagai sektor. Bukan hanya dengan pembangunan infrastruktur, tapi juga kultural dan hal mendasar lain seperti pendidikan serta kesehatan.
Bahkan, Papua sudah ditetapkan sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun depan. “Itu salah satu upaya membangun pride masyarakat di sana,” tuturnya.
Sementara itu, pemblokiran layanan internet di Papua dan Papua Barat yang dimulai Rabu (21/8) akan terus berlanjut sampai waktu yang belum ditentukan. “Sampai situasi dan kondisi tanah Papua benar-benar normal,” kata Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo Ferdinandus Setu kemarin.
Pria yang akrab disapa Nando tersebut melanjutkan, untuk saat ini masyarakat bisa berkomunikasi dengan menggunakan layanan panggilan telepon dan SMS.
Pemerintah menyimpulkan, meskipun kondisi mulai berangsur pulih, distribusi dan transmisi informasi hoaks, kabar bohong, provokatif, dan rasis masih terbilang tinggi.
(JPC)