Waspadai Tiga Penyakit Tak Menular Ancam Usia Produktif

  • Bagikan
POSBINDU – Untuk mendeteksi penyakit tidak menular, dapat dilakukan di Posbindu. Foto: Hadi Waluyo/RP

PEKALONGAN, RAKYATJATENG – Tiga penyakit tidak menular (PTM) perlu diwaspadai perkembangannya di era milenial ini. Ketiga penyakit itu adalah hipertensi (darah tinggi), diabetes melitus (kencing manis), dan jantung. Pasalnya penyakit itu tidak hanya menyasar kaum manula, tapi usia produktif pun rentan terserang penyakit tersebut.

Kabid Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Budi Darmoyo, kemarin, menyatakan, tiga penyakit tidak menular yang perlu diwaspadai adalah hipertensi, diabetes melitus (DM) dan jantung. Ketiga PTM itu menjadi fokus di Dinkes Kabupaten Pekalongan. Menurutnya, sebaran ketiga PTM itu merata, dari wilayah perkotaan hingga pedesaan. “Tidak ada titik-titik tertentu (sebarannya) berkaitan dengan penyakit itu,” terang dia.

Dari tiga PTM itu, kata dia, paling banyak adalah hipertensi, disusul diabetes melitus. Estimasi dari pusat, terang dia, 23 persen dari usia produktif, yakni usia 15 tahun – 59 tahun menderita hipertensi. Untuk penderita diabetes melitus diprediksi 6 persen – 7 persen dari usia produktif.

“Untuk mengetahui itu, kita sediakan deteksi dini untuk usia produktif di Posbindu. Posyandu sasarannya itu ibu hamil dan balita, kalau Posbindu sasarannya usia produktif dari 15 tahun hingga 59 tahun. Posbindu ini untuk deteksi PTM. Kita cek tensinya, cek gula darahnya untuk DM atau kencing manis, dan pemeriksaan kolesterol untuk kaitannya dengan penyakit jantungnya,” kata dia.

Disebutkan, ada pergeseran pola penyakit di tengah-tengah masyarakat. Jika pada era 70-an hingga 80-an yang dominan itu penyakit menular, namun sekarang didominasi penyakit tidak menular. Menurutnya, hal ini karena perubahan pola gaya hidup yang terjadi.

“Ini akibat perubahan gaya hidup termasuk pola makan model ‘fast food’, banyak lemak, konsumsi garam berlebihan, konsumsi gula berlebihan, istirahat kurang, mobilitas tinggi, faktor stres, penyalahgunaan alkohol, dan rokok. Konsumsi rokok kita juga tinggi sekali,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kedungwuni 2 Noor Endah Artati, menerangkan, Posbindu di Kecamatan Kedungwuni ada 11 pos, sehingga di setiap desa sudah ada satu Posbindu. Namun khusus di Kelurahan Pekajangan ada tiga Posbindu, karena PTM di Pekajangan terutama hipertensi dan diabet luar biasa tinggi.

“Posbindu ini swadaya desa dan masyarakat. Puskesmas urun tenaga dan materi. Posbindu ini kelompok, di situ ada kegiatan senam, penyuluhan, dan pemeriksaan PTM dari usia 15 tahun hingga lansia. Warga yang tidak bisa periksa ke Puskesmas karena faktor jarak, sudah lansia, dan faktor lainnya bisa periksa di Posbindu ini,” terang dia.

Di Posbindu, kata dia, bukan sekadar ada kegiatan penyuluhan tapi ada gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Germas ini merupakan promosi prevensi untuk mencegah orang agar tidak sakit. “Kita lakukan pelatihan kader-kader germas. Kader-kader itu kita dorong untuk maju,” katanya.

Untuk menyasar golongan remaja yang juga rentan PTM, lanjut dia, ada Gen Pesat (Gerakan Pemuda Siaga Sehat). Dengan gerakan ini diharapkan bisa memasuki kaum muda di desa, agar memiliki pola hidup bersih dan sehat sehingga bisa terhindar dari PTM.

“Gen Pesat kita yang aktif di Desa Bugangan. Mereka buka pos atau semacam counter di masjid untuk menyosialisasikan dan konseling cara berhenti merokok, dan antinapza (anti narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Mereka juga gelar kegiatan seperti kampanye hidup bersih dan sehat di Bebekan,” katanya. (ap5/RP)

  • Bagikan