Dampak Kemarau, Warga Manfaatkan Air Sungai

  • Bagikan
Ilustrasi: net

SEMARANG, RAKYATJATENG – Dampak musim kemarau telah dirasakan puluhan kepala keluarga warga Dusun Kebon Taman, Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, sejak awal puasa lalu, mereka mulai kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari- hari.

Warga Dusun Kebon Taman, Sri Wahyuni (38), mengatakan, dalam beberapa minggu terakhir, mereka mulai memanfaatkan sisa aliran sungai yang hampir mengering untuk keperluan mandi dan mencuci pakaian. Pasalnya sebagian debit air sumur warga terus menyusut dan sudah tidak lagi mencukupi.

“Supaya menghemat air sumur, ya khusus untuk keperluan memasak dan membuat air minum, untuk yang sumurnya telah mengering terpaksa harus membeli air galon untuk keperluan memasak dan membuat air minum,” ujarnya Senin (1/7).

Ia menambahkan, selama satu bulan terakhir biaya kebutuhan rumah tangganya semakin bertambah agar bisa mendapatkan air bersih yang bisa dikonsumsi. Sebab kalau hanya mengandalkan air sumur sudah tidak mencukupi.

Per galon Rp 5 ribu, untuk kebutuhan seminggu, saya harus mengeluarkan biaya tambahan berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, setiap hari dirinya terpaksa harus mencuci pakaian dan mandi di sungai yang debit airnya juga terus menyusut dan sekarang sudah hampir mengering. Sejumlah warga terpaksa memang memanfaatkan air dari aliran sungai yang tersisa, meski airnya tidak terlalu keruh namun aliran sungai tersebut juga bercampur dengan berbagai jenis sampah.

“Mau bagaimana lagi, kondisinya memang seperti ini,” tandasnya.

Sementara terkait dampak musim kemarau ini, Bupati Semarang, Mundjirin mengatakan, Pemerintah kabupaten (Pemkab) Semarang telah mengantisipasi bencana kekeringan tahun 2019 ini dengan menyiapkan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan.

“Kita akan menyediakan droping air bersih, ada juga beberapa tangki air bersih sudah kita siapkan untuk antisipasi, nantinya warga yang membutuhkan bisa melaporkan kepada masyarakat pemerintah desa setempat untuk nantinya bisa mendapatkan air bersih,” kata Mundjirin. [jie/rmoljateng]

  • Bagikan