Hormati Pejalan Berpuasa, Ditjen Pemasyarakatan Bagi-bagi Takjil
JAKARTA—Selama Ramadhan, saat sore menjelang maghrib tampak kegiatan baru rutin muncul di Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Puluhan orang berseragam membagikan paket takjil kepada para pengendara yang lewat. Mereka adalah para petugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) yang meneruskan tradisi tahunan menghormati para pelaku puasa yang tengah dalam perjalanan.
Orang-orang berseragam--dominan biru muda dan sementara lainnya putih itu, tampak menyapa satu persatu pengendara yang lewat dengan sapaan kecil dan singkat. Dengan cekatan paket pembuka puasa atau ifthar itu segera berpindah tangan, manakala para pengendara mau menerima. Hanya satu dua yang menolak, itu pun tampaknya karena mereka telah punya persiapan minuman atau makanan kecil pembuka dan memberi kesempatan paket itu diterima sesama pengendara lain yang luput mempersiapkan diri. Selama itu, tak terhitung ucapan terima kasih berbalasan di antara para petugas Ditjen PAS dengan pengendara, menenangkan hati siapa pun yang mendengarnya.
“Kami melihat banyak pengendara yang lupa mempersiapkan makanan dan minuman pembuka puasa,” kata Dirjen PAS Sri Puguh Budi Utami, saat memonitor kegiatan tersebut, Jumat sore 31 Mei. “Artinya, itu juga kesempatan buat kami untuk berbagi.” Menurut Utami, kegiatan itu dilaksanakan rutin setiap tahun di bulan Ramadhan. “Dan bukan hanya di sini, tetapi banyak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di berbagai daerah yang juga melakukannya.”
Utami tak menepis pandangan bahwa kegiatan itu pun dimaksudkan agar masyrakat lebih mengenal lembaga yang dipimpinnya, yakni Pemasyarakatan. “Ini memang antara lain untuk menjalin silaturahmi kami dengan masyarakat,” kata Dirjen PAS. “Dengan begitu, tak hanya silaturahmi yang terjalin baik yang kami harap, tetapi juga memupuk energi di kami sendiri untuk senantiasa membangun kinerja Pemasyarakatan yang lebih baik.”
Pernyataan Utami tentang kegiatan bagi-bagi takjil itu benar adanya. Di Garut, Jawa Barat, kegiatan bagi-bagi takjil dilakukan di jalan raya depan Lapas Garut, pekan lalu. Tak kurang dari 200 paket takjil tersebar dan dinikmati para pengendara yang lewat. Tak hanya itu, 100 paket lengkap berbuka puasa juga dikirimkan ke Yayasan Panti Asuhan Diniyyah Darul Falah dan Darul Sofwah, di Karangpawitan, Garut.
Menurut Kepala Lapas Garut Ramdani Boy, kegiatan itu dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa solidaritas antarsesama bagi pegawai Lapas Garut, sekaligus mencari keberkahan di bulan Ramadhan.
Di Bogor, Lapas Kelas IIA Cibinong bahkan tak jarang melibatkan tak hanya petugas, melainkan para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP, dulu dikenal dengan sebutan Napi) dalam acara tersebut. Tahun lalu, misalnya, para petugas dan WBP yang tengah menjalani masa asimilasi itu terlibat aktif dalam acara yang digelar di Simpang Cibinong City Mall (CCM). Saat itu tak kurang 750 paket takjil habis dibagikan kepada para pengguna jalan yang melintasi Simpang CCM.
"Kami ingin pada saatnya keluar Lapas, hidup dan kehidupan WBP pun pulih. Itu akan memudahkan mereka memulihkan rasa percaya diri untuk secepatnya dapat diterima dan beradaptasi kembali di lingkungan masyarakat,” kata Kalapas Cibinong Anak Agung Gde Krisna.
Pada acara tersebut dipilih 10 orang WBP untuk berpartisipasi. Mereka adalah WBP yang sudah melewati setengah masa hukuman pidana, dan telah memasuki masa asimilasi menjelang keluar Lapas. [ ]