Sejarah! All English Final Tercipta, Kali Ini Liga Europa: Arsenal vs Chelsea

  • Bagikan
Arsenal melaju ke final setelah kembali menang atas Valencia di Mestalla, Jumat (10/5) dini hari WIB (Uefa.com)

RAKYATJATENG – Inggris mengguratkan sejarah baru dalam persepakbolaan Eropa. Untuk pertama kalinya terjadi all English final dalam dua ajang Eropa pada satu musim. Setelah tersaji final sesama klub Inggris di Liga Champions, tercipta pula final sesama klub Inggris di Liga Europa.

Musim 2018-2019 memang menjadi milik klub-klub Inggris di pentas Eropa. Liverpool dan Tottenham Hotspur bersua di final Liga Champions yang digelar di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid.

Seolah tak ingin kalah dari sesama tim Inggris, Arsenal dan Chelsea berhasil mengikuti langkah Liverpool dan Tottenham. Dua klub asal London itu bertemu di final Liga Europa 2018-2019 yang digelar di Baku. Ini menjadi sejarah baru karena pertama kalinya pada musim yang sama, final dua pentas Eropa mempertemukan sesama wakil Inggris.

Arsenal sendiri memastikan tiket final usai meraih kemenangan 4-2 di markas Valencia, Stadion Mestalla, Jumat (10/5) dini hari WIB. Secara agregat, The Gunners unggul 7-3. Bagi Arsenal, ini menjadi final kedua di ajang Liga Europa yang dulu bernama Piala UEFA. Sebelumnya mereka pernah merasakannya pada 1999-2000 namun mengalami kekalahan.

The Gunners memang ngotot untuk ke final dan upaya mereka mencegah agar tak terjadi keajaiban di Mestalla benar-benar berhasil. Seperti diketahui, Valencia ingin membuat keajaiban seperti yang dilakukan Liverpool dan Tottenham. Itu setelah Los Che kalah 1-3 pada leg pertama di Emirates. Namun, keajaiban tak terjadi di Liga Europa musim ini. Justru Arsenal yang memantapkan langkah menuju ke final.

Valencia sempat membuka asa saat Kevin Gameiro mencetak gol pada menit 11. Namun Pierre-Emerick Aubameyang membuat Arsenal kembali di atas angin berkat gol pada menit 17. Pada babak kedua, Arsenal secara agregat menjauh usai mencetak gol lewat Alexandre Lacazzette pada menit 50. Valencia menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat Gameiro pada menit 58.

Dalam posisi 2-2, Arsenal masih unggul dalam agregat. Namun, tim asuhan Unai Emery itu seolah ingin memantapkan langkah ke final dengan juga menang dalam laga tandang. Upaya mereka berhasi. Aubameyang menambah dua gol lagi pada menit 69 dan 88. Arsenal menang 4-2 dan unggul agregat 7-3.

Bagi Emery, ini menjadi final keempatnya di Liga Europa sebagai pelatih. Dalam tiga final sebelumnya, Emery selalu membawa timnya juara. Semuanya dilakukan bersama Sevilla dan dalam tiga musim beruntun yakni pada 2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016.

Sementara itu, Chelsea melaju ke final dengan kerja keras. Tim asuhan Maurizio Sarri itu harus melewati adu penalti setelah dalam waktu normal dan babak perpanjangan waktu skor sama kuat 1-1. Dengan posisi itu, agregat menjadi 2-2 lantaran pada leg pertama di kandang Eintracht Frankfurt hasil juga 1-1.

Chelsea unggul lebih dahulu lewat Ruben Loftus-Cheek pada menit 28. Namun, Luka Jovic mampu menyamakan kedudukan pada menit 49. Skor 1-1 bertahan hingga waktu normal berakhir. Dalam 2×15 menit perpanjangan waktu juga tak berubah sehingga dilakukan adu penalti.

Dalam adu penalti, kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga mampu menggagalkan dua penendang Frankfurt yakni Martin Hinteregger dan Goncalo Paciencia. Sementara, hanya satu tendangan Chelsea yang gagal yakni Cesar Azpilicueta. Chelsea menang 4-3 dalam adu penalti dan melaju ke final.

Bagi Chelsea, ini final kedua di pentas Liga Europa. Pertama kali mereka merasakannya pada 2012-2013 dan menjadi juara. Sedangkan bertemu Arsenal di ajang Eropa baru pertama kali ini tercipta.

Ini juga menjadi all English final kedua di ajang Liga Europa. Saat masih bernama Piala UEFA, all English final tercipta pada musim pertama yakni 1971-1972 saat Tottenham bersua Wolverhampton Wanderers dan dimenangkan Tottenham.

(JPC)

  • Bagikan