Bappenas: Pemindahan Ibu Kota Sudah Masuk RPJMN 2020-2024

  • Bagikan
Landmark Kota Palangka Raya. Kota Palangka Raya adalah salah satu kandidat kuat untuk menjadi ibu kota negara. (Jhony Prihanto/Kalteng Pos)

JAKARTA, RAKYATJATENG – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro ikut angkat bicara ihwal wacana pemerintah untuk melakukan pemindahan ibu kota Indonesia ke luar pulau Jawa. Menurut Bambang, wacana tersebut sejatinya telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

“Masalah (pemindahan) ibu kota sudah masuk dalam RPJMN 2020-2024. Bila sudah jelas kapan pelaksanaannya, akan kami lakukan penyesuaian untuk masuk Rencana Kerja Pemerintah tahun bersangkutan,” kata Bambang dalam acara Musrenbangnas di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis (9/5).

Bambang menuturkan, pemindahan ibu kota merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk mengurangi beban DKI Jakarta. Sebaliknya, pemerintah pusat juga bermaksud untuk menjadikan Jakarta sebagai kota bisnis berskala regional.

Di sisi lain, Bambang bilang, pemindahan ibu kota juga bertujuan agar daerah-daerah lain dapat merasakan pemerataan ekonomi. Sehingga perekonomian Indonesia tidak terpusat di pulau Jawa saja. “Proses pemindahan ini memberikan manfaat,” pungkasnya

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melanjutkan tur dalam misi mencari lokasi ibu kota pengganti Jakarta. Setelah menyambangi Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) di Kalimantan Timur (Kaltim) Selasa (7/5), Jokowi langsung menuju Kalimantan Tengah (Kalteng) kemarin (8/5).

Di Kalteng Jokowi bertolak ke Kabupaten Gunung Mas. Lokasi yang ditinjau dalam kesempatan itu disebut dengan “kawasan segi tiga”. Nama tersebut disematkan karena posisinya berada di antara Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Gunung Mas. Wilayah di antara tiga kota dan kabupaten itu sebelumnya disiapkan Pemprov Kalimantan Tengah sebagai calon ibu kota baru.

Jokowi mengakui, kawasan tersebut paling siap menjadi lokasi ibu kota baru. Khususnya jika ditinjau dari ketersediaan lahan. “Mau minta 300 ribu hektare, ya siap di sini. Kalau kurang masih tambah lagi juga siap,” ujarnya di lokasi peninjauan di kawasan Gunung Mas.

(JPC)

  • Bagikan