Walikota: Magelang Boleh Tua, Wajah Kota harus Muda

  • Bagikan

MAGELANG, RAKYATJATENG – Dua gunungan yang terbuat dari dua kuintal getuk diperebutkan masyarakat dalam tradisi Gerebek Getuk di Alun-Alun Kota Megelang untuk memperingati Hari Jadi ke-1.113 Kota Magelang tahun 2019.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Magelang, Minggu (28/4), mengatakan prosesi gerebek getuk selalu diselenggarakan setiap tahun.

Ia menuturkan dilakukan gerebek getuk, karena Kota Magelang identik dengan getuk maka dilakukan kirab getuk untuk mengenalkan pada dunia luar

Ia menyampaikan setiap tahun ada yang berbeda sehingga tidak monoton ada perubahan-perubahan.

“Kotanya boleh tua atau berusia tetapi semangat wajah kota kita harus muda,” katanya.

Ia mengatakan kota yang semakin tua ini diharapkan masyarakatnya bertambah guyup, semangat, rukun, dan kotanya bertambah bersih dan maju serta masyarakatnya sejahtera.

Koordinator tim pembuat getuk, Bejo menuturkan ada dua gunungan yang diperebutkan dalam gerebek getuk ini, yakni gunungan lanang dan gunungan wadon.

Ia menyebutkan gunungan lanang dengan tinggi 3,5 meter dan gunungan wadon setinggi 2,5 peter.

“Kedua gunungan getuk tersebut dibuat sejak Sabtu (27/4) hingga Minggu pagi di halaman Masjid Kauman Kota Magelang,” katanya.

Dalam gerebek tersebut, gunungan lanang dipikul 10 orang, sedangkan gunungan wadon dipoikul 8 orang menuju alun-alun.

Prosesi gerebek getuk diikuti perwakilan dari 17 kelurahan di Kota Magelang, masing-masing membawa gunungan palawija diikuti perwakilan warga atau grup kesenian, mereka masuk ke arena alun-alun sambil menari diiringi musik gamelan.

Setelah semua peserta dari 17 kelurahan memasuki alun-alun dilakukan upacara dengan bahasa Jawa dengan inspektur upacara Wali Kota Magelang. Setelah upacara selesai diisi dengan sendratari Babad Mahardika.

Pada akhir acara dua gunungan getuk yang berada di tengah alun-alun diperebutkan warga termasuk 17 gunungan palawija dari kelurahan yang juga diperebutkan masyarakat.

(ant)

  • Bagikan