Asosiasi Pertekstilan Indonesia Dorong Pemerintah Kembangkan Pertanian Kapas

  • Bagikan
Waki Ketua API Jateng, Lilik Setiawan memberikan keterangan kepada wartawan. (Ari Purnomo/JPC)

SOLO, RAKYATJATENG – Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) melihat ada potensi besar pada pertanian kapas di Indonesia. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada keseriusan dari pemerintah untuk meningkatkan potensi tersebut.

Maka dari itu, API pun meminta kepada pemerintah agar turun tangan untuk memaksimalkan potensi pertanian kapas di Indonesia. “Saya pernah ke Kepulauan Selayar, ini bisa ditempuh 35 menit dari Makassar dengan pesawat dan saya melihat pertanian kapas tumbuh dengan baik. Padahal di sana konturnya naik turun dan bebatuan,” terang Waki Ketua API Jateng, Lilik Setiawan, Jumat (26/4).

Akan tetapi, Lilik melanjutkan, potensi tersebut belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Terbukti, selama ini pemerintah tidak pernah ikut campur tangan dalam peningkatan pertanian kapas di wilayah tersebut. Padahal, kualitas kapas dari wilayah itu sangat bagus.

“Padahal kapas di sana adalah one of the best, dan dulu juga pernah digunakan untuk seragam pasukan Belanda. Akan tetapi, tidak adanya campur tangan dari pemerintah, akhirnya ditinggalkan,” katanya.

Mengingat, selama ini industri tekstil di Indonesia masih kesulitan dalam mendapatkan bahan baku dari dalam negeri. Kebutuhan kapas selama ini didominasi oleh produsen dunia. Seperti Amerika Serikat, Australia, Banglades, Pakistan, India, dan juga dari Tiongkok.

Lilik juga mengatakan, selama ini ada dua bahan untuk pembuatan serat yakni serat buatan dan serat alami. “Serat alami itu diantaranya dari kapas, nanas dan juga bambu. Akan tetapi, yang paling murah itu dari kapas. Sedangkan, dua bahan lainnya jauh lebih mahal, sehingga industri tekstilmemilih menggunakan serat kapas,” katanya.

Melihat kondisi tersebut, API pun berharap pemerintah bisa lebih peduli dan turun tangan dalam pengembangannya. Sehingga potensi yang ada tersebut bisa dimaksimalkan.

(JPC)

  • Bagikan