BNNK Sidoarjo Masuk Pesantren, Ajak Calon Dai agar Jauhi Narkoba

  • Bagikan

SIDOARJO, RAKYATJATENG – BNNK Sidoarjo terus menabuh genderang perang terhadap peredaran narkoba. Jumat (5/4), lembaga antimadat tersebut menyambangi wilayah Kecamatan Krian. Mereka menggelar sosialiasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di lembaga pendidikan.

Staf Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) Ahmad Syamsuddin mengakui bahwa Krian merupakan kawasan yang rawan menjadi sasaran edar narkoba. “Banyak residen kami (BNNK) yang berasal dari kawasan Krian. Rata-rata mereka menjadi korban penyalahgunaan narkoba dan zat berbahaya,” paparnya.

Sasaran sosialisasi tersebut adalah para pelajar yang masuk dalam ketegori usia produktif. Artinya, para pengedar narkoba kerap menyasar usia tersebut.

Setidaknya ratusan siswa mendapat materi P4GN yang terbagi dalam dua sesi berbeda. Sesi pertama bertempat di aula Sekolah Alam Al Izzah. Turut hadir perwakilan SDN Junwangi, SDN Kemasan, SD Antawirya serta SDI Darul Hikmah.

“Para murid sangat antusias, karena penyajian materi sangat menarik,” ungkap Kepala Sekolah Alam Al Izzah Nasrudin Hakqi.

Menurutnya, penyebaran narkoba sudah mempengaruhi anak usia sekolah. Terutama menggunakan pelajar sebagai modus dalam penyebaran. “Sosialiasi ini dapat membantu anak-anak untuk ikut melawan narkoba,” imbuhnya

Hal senada juga disampaikan oleh Pengawas Sekolah Dasar Korwil Krian Lilik Masroechah. Program tersebut dinilai dapat membentengi para pelajar agar tidak terjerumus pengaruh narkoba. “Bisa memahami narkoba, baik dalam wujud dan dampaknya. Sehingga anak-anak bisa menjaga diri,” papar Lilik.

Pada sesi kedua, giliran para santri Pondok Pesantren Al Amanah Junwangi mendapat tausiyah tentang Narkoba. Menariknya, sosialiasi tersebut berlangsung di dalam masjid ponpes, tepat setelah pelaksaan salat Jumat. “Agar para calon dai mengetahui bahaya Narkotika” ungkap Ahmad Mansyur, pengurus ponpes tersebut.

Sebab, imbuh Ahmad, para santri tersebut berusia 13-18 tahun. Usia tersebut sangat rentan terhadap penyebaran narkoba. “Sebelum lulus dari pondok ini, perlu juga dibekali pengetahuan umum. Salah satunya dari BNN,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Syamsuddin yang didaulat menyampaikan tausiyah tampak canggung. Hampir sebanyak 2.000 santri mengikuti tausiyah narkoba itu. “Karena bukan Kiai, jadi agak sedikit grogi,” candanya.

(JPC)

  • Bagikan