Pemkot Pekalongan Mulai Lakukan Pematokan Lahan Terdampak Penataan Sempadan Kali Loji

  • Bagikan

PEKALONGAN, RAKYATJATENG – Pemkot Pekalongan melalui instansi sejak awal Maret ini sudah mulai melaksanakan berbagai tahapan dalam rangka proyek penataan sempadan Kali Loji, Krapyak, Pekalongan Utara. Diantaranya sosialisasi awal terhadap warga terdampak.

Selain itu, Tim Pengadaan Tanah bersama pihak terkait dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Pekalongan, pihak Kelurahan terdampak, serta Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah juga sudah mulai melakukan pematokan tahap terhadap lahan yang akan terdampak.

“Tim sudah melakukan pematokan lahan tahap awal sejak Kamis pekan lalu. Pematokan ini untuk menentukan batas tanah atau bangunan yang akan dibebaskan,” ungkap Kepala Bidang Penataan Ruang, Jasa Konstruksi dan Pertanahan pada DPUPR Kota Pekalongan, Khaerudin, kemarin.

Khaerudin menjelaskan, berdasarkan data yang ada, total ada 136 bidang tanah atau bangunan yang akan dibebaskan. ANtara lain terdiri dari 104 tempat tinggal atau rumah, 11 MCK umum, 1 gudang, tanah kosong, serta ada pula TPQ dan mushola.

Sedangkan warga atau pemilik lahan yang terdampak berjumlah 123 orang. “Pemkot Pekalongan bersama instansi terkait sudah melaksanakan sosialisasi awal kepada warga terdampak dan pihak terkait. Hasil sosialisasi pertama, intinya masyarakat menyambut baik,” tuturnya.

 

Proyek Multiyears

Khaerudin menerangkan bahwa penataan sempadan Kali Loji ini akan dilaksanakan oleh Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah. Proyek ini merupakan proyek ‘multiyears’, atau dilaksanakan selama beberapa tahun anggaran.

“Di tahun anggaran 2019 ini Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah sudah menetapkan anggaran sebesar Rp3,5 miliar untuk penataan sempadan Kali Loji. Pemkot Pekalongan tahun ini juga sudah menganggarkan Rp3,5 miliar untuk pembebasan lahannya,” ungkapnya.

“Tahun depan sudah diusulkan provinsi Rp5 miliar, tahun berikutnya lagi Rp8 miliar,” imbuhnya.

Dipaparkan bahwa penataan sempadan Kali Loji ini terdiri dari banyak kegiatan. Diantaranya adalah normalisasi sungai. Nantinya Sungai Loji mulai dari Taman Jlamprang ke utara sejauh kurang lebih 1,5 kilometer sampai kawasan yang dinamakan Blok Mahakam di Krapyak Lor, Pekalongan Utara, akan dilebarkan menjadi 25 meter.

“Nanti sungai itu harus memiliki lebar minimal 25 meter. Kondisi di lapangan sudah mengalami penyempitan, ada yang menjadi 20 meter, 17 meter, bahkan 15 meter. Nanti lebar sungainya akan ditambah,” bebernya.

Khaerudin juga menjelaskan bahwa sementara ini yang akan ditata baru yang sisi timur, atau yang sisi Jalan Jlamprang, Krapyak.

“Yang akan ditata sepanjang 1,5 kilometer. Dimulai dari sisi sebelah utara yang dinamakan Blok Mahakam, sampai sisi paling selatan yakni Taman Jlamprang. Anggaran yang Rp3,5 miliar di tahun ini hanya cukup untuk penataan sepanjang 200 meter dulu dari sisi utara,” ujarnya.

Setelah penataan rampung, nantinya penampakan sempadan Kali Loji tersebut akan jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Selain ada normalisasi sungai menjadi selebar 25 meter, ada pula pembangunan parapet atau tanggul di pinggir sungai tersebut, untuk menceagah luapan sungai.

“Nanti dipasang site pile yang berfungsi seperti tanggul. Kemudian dari parapet kurang lebih lebar 3 meter didesain seperti tempat duduk, dibikin berundak. Baru nanti ada jalan inspeksi selebar 6 meter. Jalan inspeksi ini kegunaan awalnya nantinya untuk akses alat berat terlebih dulu. Kemudian dari jalan inspeksi ke arah timur atau ke permukiman masih ada jarak antara 1,5 sampai 3 meter untuk sempadan jalan inspeksinya,” paparnya.

Harapannya, adanya penataan tersebut dapat mengatasi banjir dan rob di kawasan tersebut. Selain itu, untuk mendukung pariwisata di daerah Krapyak dan sekitarnya.

“Kalau ada akses jalan yang bagus, ada ruang terbuka, ruang publik, dan terta dengan baik, harapannya bisa untuk mendukung wisata sempadan sungai. Nantinya di sisi Taman Jlamprang juga akan dibuat gapura, ada jalan inspeksi, dibikin lampu-lampu, lalu ada RTH-nya, sampai ke utara 1,5 km. Ada pula dibuat semacam hall atau ruang terbuka, ini nantinya bisa untuk area publik, untuk pentas kesenian, dan sebagainya,” urainya.

Khaerudin menambahkan, penataan juga menyangkut pedagang kaki lima maupun pemilik usaha warung di kawasan terdampak. “Hasil pendataan, dari yang akan kena gusur ada yang sudah punya usaha jualan di situ. Sudah ada rencana mungkin ke depannya mereka disediakan tempat untuk tetap bisa buka usaha di situ,” imbuh Khaerudin. (way/RP)

  • Bagikan