Hubungkan Pekalongan-Pemalang, Jembatan Kali Keruh Segera Dibangun

  • Bagikan

PEKALONGAN, RAKYATJATENG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana membangun ulang jembatan Kali Keruh, Kabupaten Pekalongan yang putus 2018 lalu. Pasalnya, jembatan itu merupakan satu-satunya infrastrukur penghubung Pekalongan-Pemalang dan antar desa-desa di sana.

Semenjak rusak diterjang banjir, jembatan ini tak bisa dilewati kendaraan lagi. Satu-satunya cara yang bisa agar warga dapat melintasi jembatan yakni dengan nekat berjalan kaki. Di reruntuhan jembatan yang ambruk, warga memasang tangga setinggi 15 meter untuk dapat mencapai sisi sungai yang lainnya.

Butuh perjuangan memang, bahkan kisah-kisah guru honorer di sana sempat viral. Mereka harus rela tertatih-tatih mempertaruhkan nyawanya melintasi jembatan putus itu untuk mengajar. Salah satunya Atik, guru honorer dari Loragung Kacamatan Kandangserang.

Senasib seperti Atik, adalah Dwi Solihati, seorang guru honorer SD 02 Medayu. Tiap harinya, dirinya harus melalui tangga yang terbuat dari besi yang tentunya licin saat hujan turun. Arus sungai deras dan bebatuan besar di bawahnya juga sangat membahayakan tentunya.

“Setiap hari ya harus melintasi jembatan ini, tidak ada akses jalan lain antara rumah saya ke sekolah,” katanya, Rabu (30/1).

Dwi pribadi sesungguhnya merasakan ketakutan tiap kali harus naik turun tangga di jembatan itu. Namun, perasaan tersebut ia buang jauh-jauh. “Mau gimana lagi, karena sudah kewajiban untuk mengajar, jadi harus dilaksanakan,” ucapnya.

“Saya harap jembatannya segera dibangun, paling tidak ada jembatan daruratlah,” sambungnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowohari ini meninjau lokasi jembatan Kali Keruh itu. Ia yang melihat situasi miris ini dengan mata kepala sendiri langsung memerintahkan dinas terkait termasuk kepada Pemkab Pekalongan untuk membuatkan Bailey, atau jembatan darurat yang terbuat dari besi.

“Dengan jembatan darurat itu, maka masyarakat akan nyaman saat melintasi jembatan. Tidak seperti sekarang, masyarakat harus naik turun tangga demi menyeberang ke sisi sungai lainnya yang sangat membahayakan,” kata dia.

Pembuatan Bailey tidak membutuhkan waktu lama. Paling lama sebulan sudah dapat terpasang. Menurut Ganjar, kisah Atik dan Dwi merupakan alasan utama mengapa proses harus diakselerasi.

Bailey itu akan ada sementara sembari jembatan Kali Keruh Pekalongan dibangun ulang tahun ini oleh Pemprov Jateng dengan anggaran Rp 17 miliar. “Kami percepat agar aktifitas masyarakat tidak terganggu,” tambahnya.

Anggaran yang dibutuhkan mulanya Rp 18 miliar. “Nanti yang Rp 1 miliar biar ditanggung Bupati Pekalongan. Prinsipnya gotong royong dalam menanggulangi bencana ini harus terus terwujud,” imbuh Politisi PDIP itu.

Pembangunan jembatan Kali Keruh lanjut Ganjar akan menjadi hal prioritas. Tahun ini harus selesai, karena anggaran yang digunakan masuk tahun anggaran 2019. Meski dituntut cepat, tetap ditekankan pentingnya menjaga integritas. Ia mewanti-wanti agar tidak ada yang ‘main-main’ di proyek ini.

“Saya minta lelangnya tidak ada yang main-main, integritas dijaga kalau perlu dipelototi agar tidak ada pelanggaran. Masyarakat silakan ikut diawasi, kalau ada hal yang tidak baik, langsung laporkan ke saya,” tandasnya.

(JPC)

  • Bagikan