Penyerapan Dana Desa Diklaim Mencapai 98 Persen

SOLO, RAKYATJATENG – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menilai program dana desa yang digulirkan oleh pemerintah cukup berhasil dalam meningkatkan perekonomian di pedesaan.

Hal ini terlihat dari penurunan angka kemiskinan yang terjadi di desa-desa yang melaksanakan program dana desa.

Bahkan Eko menyebut, penurunan angka kemiskinan di desa lebih cepat dibandingkan di perkotaan.

“Kita bisa melihat penyerapan program dana desa terus naik, dari sebelumnya yang 82 persen sekarang sudah menjadi 98 persen,” terang Menteri di Solo, Selasa (9/10).

Keberhasilan program dana desa ini tidak hanya pada penurunan angka kemiskinan di desa saja. Tetapi juga adanya pembangunan sarana dan prasarana di desa-desa. Pembangunan tersebut tidak lain merupakan hasil dari pengelolaan program dana desa selama ini.

Eko mengatakan, dana desa sudah berhasil membangun 158 kilometer jalan. Kemudian 1.000 kilometer jembatan, 7 ribu lebih pasar desa, 35.745 BUMDes, 3 ribu lebih embung, 17.399 sarana olahraga. 39.656 saluran irigasi, 4.711 unit tambatan perahu. Selain itu dana desa juga berhasil membangun 48.694 PAUD, 39 juta meter drainase, dan berbagai pembangunan lainnya. “Dana desa ini juga mampu menurunkan angka stunting di desa,” katanya.

Dengan adanya pembangunan infrastruktur di desa maka akan mampu meningkatkan kualitas masyarakatnya. Hal ini juga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi. Termasuk juga dengan adanya klaster ekonomi. Semakin banyak klaster ekonomi di desa maka pendapatan dari pajak juga akan lebih besar dibandingkan dengan dana desanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur non aktif Wahid Foundation, Yenni Wahid mengungkapkan, bahwa yayasannya juga mempunyai program serupa bernama Desa Damai. Sama halnya dengan program dana desa dari pemerintah, program Desa Damai juga akan memberikan bantuan dana desa.

Hal ini ditujukan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat dan juga mendeteksi dini adanya radikalisme di daerahnya. “Saat ini kami sudah mempunyai 30 desa binaan, yang sudah mendeklarasikan sebanyak sembilan dan yang akan menyusul deklarasi ada tiga,” ungkapnya.

Deklarasi yang dimaksud adalah deklarasi bahwa desa binaan tersebut sudah memenuhi sejumlah komponen. Seperti sistem deteksi dini, adanya pencegahan ketika ada potensi radikalisme. Sikap menghormati antar warga yang berbeda keyakinan. “Dan komponen tersebut sudah dipraktikan setiap hari, baru bisa diakui deklarasinya. Dan bisa mendapat bantuan berupa dana desa Rp 30 juta untuk kepentingan ekonomi,” tandasnya. (apl/JPC)