Kirab Gunungan Padi Untuk Mengajak Generasi Muda Bertani

  • Bagikan

KLATEN, RAKYATJATENG – Selama ini Desa/Kecamatan Delanggu dikenal sebagai lumbung pangan nasional karena produk berasnya melimpah. Tapi sayang, petani desa setempat hanya sebagai penggarap sawah. Dari 60 petani, tidak lebih dari lima persen yang menggarap lahannya sendiri.

Minimnya generasi muda yang tertarik terjun di sektor pertanian juga menjadikan keprihatinan tersendiri. Meskipun telah tersedia alat pertanian cukup modern, namun, mayoritas petani telah berusia lanjut.

Sebab itu, untuk merangsang minat generasi muda ikut berkecimpung di bidang pertanian, kemarin (29/9) digelar kirab gunungan padi.

“Kami mencoba mengangkat kejayaan pertanian Delanggu melalui kegiatan seni dan budaya. Termasuk menghadirkan tradisi wiwitan yang selama ini dilakukan petani sebelum memanen sebagai ungkapan rasa syukur,” ujar Ketua Sanggar Rojolele Eksan Hartanto sekaligus ketua penyelenggara kegiatan.

Pada arak-arakan gunungan padi tersebut, terdapat tokoh Mbok Sri Mulih dan ogoh-ogoh berbentuk naga. Sambil diiringi drum band, para peserta kirab menempuh perjalanan sejauh 500 meter mengelilingi hamparan sawah yang padinya  mulai menguning di Desa Delanggu.

Kirab gunungan padi berlanjut dengan tradisi wiwitan yang diiringi tarian tradisional serta memotong sebagian padi. Panitia kegiatan lalu membagikan makanan untuk disantap bersama-sama.

Meski sinar matahari cukup terik, tradisi yang mulai jarang digelar tersebut diikuti seluruh peserta dengan sukacita.

“Kami ingin mengangkat potensi pertanian di Delanggu dengan berasnya Rojolele. Kemudian sejarah pabrik gula di Delanggu yang karung goninya digunakan untuk beras rojolele. Tapi sayang, kini justru banyak menggunakan karung dengan cap beras Delanggu tetapi produksinya bukan dari sini,” papar Eksan.

Ironisnya lagi, sudah jarang petani di Desa Delanggu yang menanam padi dengan varietas Rojolele. Beras kualitas baik tersebut hanya ditanam di lahan seluas satu hektare. Itu pun bagian dari uji coba hasil kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Upaya lain menggairahkan minat generasi muda pada bidang pertanian yakni dengan membuat buku berisi perkembangan pertanian di Delanggu. Nantinya, buku tersebut akan dibagikan ke berbagai jenjang sekolah. “Apa yang kami lakukan ini selaras dengan program ibu bupati menjadikan Delanggu sebagai sentra produk beras,” ungkap dia.

Kepala Desa Delanggu Sri Mulyono menerangkan, misi utama gelaran budaya tersebut adalah menjadi media sosialisasi bagi generasi muda untuk tertarik turun ke sawah. Mengingat merekalah yang nantinya mengembangkan dan meneruskan pengelolaan beras Delanggu.

“Kita punya potensi dengan luas pertanian mencapai 70 hektare. Rata-rata petani menanam padi varietas bagindit. Setiap hektarnya memiliki potensi panen enam ton per hektare,” jelas dia. (rs/ren/per/JPR/JPC)

  • Bagikan