Warga Antre Panjang Menunggu Jatah Daging Kurban di Masjid Agung Semarang

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Ratusan masyarakat kurang mampu menyerbu lokasi Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman, Bangunharjo, Kota Semarang, Rabu (22/8). Mereka mengantre menunggu giliran mendapatkan daging kurban.

Pantauan di lapangan, para warga yang terdiri dari berbagai golongan usia itu mengular memenuhi sepanjang jalan kecil menuju masjid. Antrean juga dibagi dalam dua kelompok yakni, laki-laki dan perempuan.

Dalam hal ini, antrean perempuan yang menjulur di sepanjang jalan Kauman ke arah selatan sekitar 500 meter. Di lain sisi, antrian laki-laki berada di arah barat masjid persis memang lebih pendek. Akan tetapi, aksi saling dorong tak jarang terjadi di sana, sehingga membutuhkan pengawasan lebih terutama di bagian pintu masuk bangunan.

Iriana, 47, warga Jalan Thamrin, salah satu pengantre di kelompok perempuan, mengaku sudah menunggu sejak pukul 13.30 Wib. Atau saat jelang acara pembagian daging kurban dimulai.

“Iya, ngantrinya lebih awal soalnya tahun kemarin nggak kebagian, sudah habis dulu. Semoga tahun ini sama besok-besok jatahnya lebih banyak,” harap perempuan yang mengaku sebagai buruh pasar itu.

Hal senada juga diungkap oleh Rustam, 57, warga Bangunharjo yang mengaku berprofesi sebagai penarik becak. Selain itu, ia mengharap untuk kelompok orang tua seperti dirinya dan warga lansia lain lebih diutamakan. “Terima kasih sekali ada ini (pembagian daging kurban). Tapi semoga besok antreannya lebih ramah buat lansia,” katanya.

Sementara, Ahsan Fahmi, panitia acara kurban Masjid Agung Kauman mengatakan, ada sebanyak 13 ekor sapi dan 53 ekor kambing yang disembelih oleh pihak panitia tahun ini. Dari jumlah itu, dihasilkan 4 ribu kantong daging yang rencananya didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan.

“Selain warga, juga ke panti asuhan, pengurus masjid, yayasan pondok pesantren dan lain sebagainya. Semoga tahun depan bisa lebih banyak yang berkurban di sini,” katanya.

Untuk pembagian kali ini, pihaknya memang tak menggunakan sistem kupon, melainkan antre biasa. Mereka yang sudah mendapat jatah, akan diberi tanda dengan mencelupkan jari ke tinta.

Menanggapai keluhan beberapa masyarakat soal tidak kebagian jatah, Ahsan pun memiliki penjelasan tersendiri. “Setahu saya sih, nggak pernah ada kejadian kekurangan. Mereka semua dapat. Mungkin saja beliau-beliau datangnya memang terlambat. Periodenya sudah habis dan kita lanjut ke pendistribusian ke ponpes atau yayasan yatim piatu,” terangnya.

Sementara, meski terlihat berjubel dan kadang nampak saling dorong, acara pembagian daging kurban ini berjalan kondusif. Hal ini tak terlepas dari peran puluhan anggota kepolisian dan keamanan setempat yang bertugas mengamankan jalannya kegiatan. (gul/JPC)

  • Bagikan