Taman Sudah Dipercantik, Eh Malah Jadi Tempat Pacaran

  • Bagikan

KUDUS, RAKYATJATENG – Pembangunan taman secara besar-besaran sejak 2016 lalu membuat Kudus terkenal menjadi salah satu Kota Taman. Dibangun serba luks dengan berbagai fasilitas membuat warga Kudus tidak kesulitan mencari tempat nongkrong. Namun sayangnya, taman-taman ini seringkali disalahgunakan pemuda-pemudi untuk pacaran.

Sebelumnya, sempat tersebar video mesum dua pasangan yang di media sosial membikin heboh. Kejadian itu sekitar dua pekan lalu di depan Taman Krida, Wergu Wetan, Kudus. Padahal saat itu kondisi lokasi kejadian masih ramai.

Dalam video itu sepasang kekasih sedang pacaran di atas kendaraan roda dua. Diduga lokasinya di depan Taman Krida. Dalam detik-detik pertama tidak ada masalah dalam tingkah keduanya. Namun tepat di detik ke 00.10, keduanya berciuman bibir lalu berpelukan.

Itu bukan kejadian kali pertama. Tetapi sudah berkali-kali terjadi. Bahkan beberapa pedagang menganggap lumrah karena terlampau seringnya kejadian serupa.

Miun, salah satu pedagang mengaku sering mendapati pasangan kekasih berpacaran di taman. Tak sekadar berpegang tangan, pasangan ini sudah mulai berpelukan hingga berciuman.

Seakan tidak malu, mereka terus mengulangi jika ada kesempatan. ”Saya sudah sering melihat orang pacaran di taman. Awalnya sih hanya ngobrol biasa. Lama-lama malah semakin liar,” ungkapnya.

Noor Hani’ah, ketua Yayasan JPPA mengatakan, adanya taman justru disalahgunakan oleh anak-anak dan remaja untuk pacaran. Untuk itu seharusnya ada kontrol baik keluarga maupun pemkab. Misalnya dengan adanya patroli keliling taman dan memberikan teguran.

Kepala Disbudpar Kudus Yuli Kasiyanto melalui Kepala UPTD Objek Wisata Mutrikah Tika mengatakan, sudah memiliki Satgas Pariwisata. Satgas ini bertugas mengontrol kondisi tempat wisata. Selain menjaga keamanan juga mengantisipasi adanya tindak asulisa.

”Satgas pariwisata intens patroli agar tindakan semacam itu bisa dicegah. Sebab pemkab membangun taman ini agar Kudus teduh. Bisa digunakan untuk kegiatan anak-anak hingga liburan keluarga tanpa membayar,” ungkapnya.

Dosen Pskilogi Universitas Negeri Kudus (UMK) Trubus Rahardjo mengatakan, penggunaan taman sebagai tempat pacaran memang lumrah terjadi. Hal ini karena akibat dari perilaku mengakses internet yang tanpa pengawasan. Anak menjadi gemar menggunakan gawai. Akibatnya anak matang sebelum usianya. Salah satunya berani pacaran dan berbuat tak senonoh di depan publik.

Trubus – sapaan akrabnya – mengatakan, perilaku mengakses internet bagi anak-anak dan remaja jika tidak diawasi akan membuat dampak negatif. Padahal anak-anak masih berada dalam fase pembentukan. Mereka belum matang dalam menyaring informasi dan konten negatif di internet. Jika itu terjadi, maka anak-anak akan meniru apa yang dilihat. Tak heran, yang terjadi di Taman Krida juga begitu.

Pemanfaatan internet dan sosial media untuk anak memang perlu pengawasan yang serius. Maka, dia menyarankan, agar orang tua mengawasi pergaulan dan gerak anak. Pengawasan akan gawai juga penting. Misalnya tidak memberikan telepon genggam atau memberi batasan penggunaan.

(ks/mal/lil/top/JPR/JPC)

  • Bagikan