Bos Bulog Ini Optimistis Beras Kemasan Bisa Sejahterakan Petani

  • Bagikan

JAKARTA, RAKYATJATENG – Saat baru-baru menjabat sebagai Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso sesumbar ingin membuat beras kemasan. Dia menilai beras kemasan harus ada hingga ke pelosok sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat terpencil. Tentunya, pendapat Buwas, sapaan akrabnya, mengundang banyak pro kontra.

Namun, Buwas tetap teguh pendirian. Saat halal bi halal di kediaman Menteri BUMN Rini Soemarno, Buwas mengatakan program yang diusungnya justru bisa meningkatkan kesejahteraan petani. “Itu bagus kan prinsipnya bagaimana petani tidak dirugikan dia meningkat kesejahteraannya,” kata Buwas di Kediaman Rini Soemarno, Jakarta, Sabtu (30/6).

Dalam hal pengemasan, Buwas menyebut Bulog akan menjadi mitra petani bekerja sama dengan BUMN lainnya. Salah satu contohnya adalah yang sudah dilakukan di Indramayu, Jawa Barat.

“Bukan hanya Bulog saja, BUMN jadi kita buat reseller kita yang ada di terakhir ada di Indramayu itu contoh yang kita bangun,” jelasnya.

Dia menuturkan biaya pokok yang dikeluarkan petani akan dikembalikan bahkan dia bilang Bulog tidak mengambil keuntungan. Misalnya ada untung Rp 100 juta, sebanyak Rp 30 juta dikeluarkan untuk biaya operasional. Lalu keuntungannya sebesar Rp 70 juga dikembalikan kepada petani.

Sedangkan untuk pendistribusinnya, Buwas menyebut petani boleh menjual sendiri dan juga bisa menjualnya sebagai ke retail. “Silakan ke petani, misalnya mbaknya petani nih, saya punya satu ton saya dateng ke situ, digiling lalu dikemas, mereknya mau apa? Terserah. Saya mau jual di retail boleh, sendiri boleh,” tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui inisiatif Presiden Joko Widodo meluncurkan program kewirausahaan petani dan digitalisasi pertanian. Langkah ini didukung oleh lintas kementerian diantaranya Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian.

Para petani diminta untuk membentuk kelompok dengan cakupan yang lebih luas lagi dan tergabung dalam suatu badan usaha milik desa atau bumdes. Salah satunya yang ada di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

Di lokasi tersebut terdapat Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) binaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang terdiri dari 14 BUMDes dan satu Perkumpulan Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan dimana jumlahnya terdiri dari 127 Poktan dan 7009 Petani.

MMB Sliyeg merupakan salah satu pilot project kewirausahaan petani yang menerapkan sistem digitalisasi pertanian di mana digitalisasi dilakukan dengan sebuah aplikasi “Logistik Tani’/LOGTAN sebagai platform digital yang mengintegrasikan empat siklus pertanian (pratanam, tanam, panen, pasca panen).

“Melalui keberadaan MBB ini diharapkan para petani yang sebelumnya hanya sebagai penanam yang menghasilkan padi saja, harapannya juga bisa menjadi wirausaha yang unggul dan hidupnya lebih sejahtera,” kata Menteri BUMN, Rini Soemarno di Kecamatan Sliyeg Indramayu Jawa Barat, Kamis (7/6).

Adapun, kepemilikan saham dari model bisnis ini mayoritas 51 persen dimiliki oleh 7 BUMN yaitu BULOG, Danareksa, Pertamina, PTPN, RNI, PIHC dan PPI dan sisanya dimiliki oleh Perkumpulan BUMDes Bersama dan Perkumpulan Gapoktan 49 persen. (uji/JPC)

  • Bagikan