JAKARTA, RAKYATJATENG – Pemungutan suara Pilkada Serentak 2018 telah berlalu. Partai Golkar yang berdasar sejumlah survei mengalami penurunan elektabilitas, ternyata justru memanen kemenangan pada Pilkada Serentak 2018 yang digelar di 171 daerah pada Rabu lalu (27/6).
Menurut pengamat politik Emrus Sihombing, Pilkada Serentak 2018 ternyata menjadi pameran kekuatan Golkar. “Pilkada kali ini menempatkan posisi Golkar sebagai partai terkuat di kancah perpolitikan,” kata Emrus, Sabtu (30/6).
Merujuk hasil hitung cepat Pilkada Serentak 2018, Partai Golkar memenangkan jagonya di sembilan pemilihan gubernur (52,94 persen). Selain itu, Golkar berhasil memenangkan calonnya di 22 pemilihan walikota (56/41 persen).
Sedangkan untuk pemilihan bupati, Golkar berhasil di 115 daerah (41,74 persen). Menurut Emrus, capaian Golkar di Pilkada 2018 dengan berhasil menjadikan kader-kadernya sebagai kepala daerah akan memperkuat daya tawar partai pimpinan Airlangga Hartarto itu.
“Pasangan calon yang menang di pilkada itu menjadikan Golkar bak gadis cantik. Hasil Golkar tentu menunjukkan bargaining politinya makin kuat,” ujarnya.
Emrus menyebut capaian Golkar menunjukkan kejelian Airlangga dalam mengusung calon sekaligus menangkap keinginan publik. Dosen di Universitas Pelita Harapan itu menyebut capaian Golkar kali ini merupakan catatan positif bagi kinerja Airlangga.
“Saat ini racikan calon-calon yang diusung dalam pilkada oleh Airlangga cukup berhasil. Bisa dikatakan kemenangan Golkar di pilkada kali ini adalah keberhasilan Airlangga dan jajaran pengurusnya,” ulasnya.
Karena itu jika melihat hasil yang diraih Golkar di Pilkada 2018, maka sangat mungkin partai yang selalu berjaya pada pemilu era Orde Baru itu akan menyodorkan kadernya untuk menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, peluang Jokowi meminang cawapres dari Golkar juga makin besar.
“Golkar memiliki basis kekuatan masa yang besar terlihat pada kemenangan di Pilkada 2018. Maka bisa saja Jokowi meminang cawapresnya dari Golkar lagi,” paparnya.
Bahkan, jika Airlangga bisa memainkan peran yang dominan untuk menjadi perekat partai-partai pengusung dan pendukung Jokowi, maka bukan tak mungkin menteri perindustrian di Kabinet Kerja itu akan menjadi cawapres bagi petahana. “Airlangga tentu akan menjadi titik sentral yang diterima seluruh partai pendukung Jokowi,” ucapnya.(bay/JPK/jpnn)