Soal Akomodir Program Gus Ipul, Khofifah: Untuk Majukan Jawa Timur, Kenapa Tidak…

  • Bagikan

SURABAYA, RAKYATJATENG – Gubernur Jawa Timur (Jatim) terpilih versi hitung cepat, Khofifah Indar Parawansa memastikan, dirinya siap mengakomodir program-program yang sudah dirancang oleh calon Gubernur nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) untuk pemerintahan di Jawa Timur lima tahun kedepan. Komitmen ini, disampaikan sebagai bentuk jawaban atas permintaan Gus Ipul kepada Khofifah.

Sebelumnya, Gus Ipul menyampaikan, jika dirinya kalah dalam perhelatan Pilkada Jatim 2018, meminta kepada pasangan nomor urut satu, Khofifah-Emil untuk mengakomodir program-programnya. Pernyataan itu, disampaikan Gus Ipul saat debat publik ketiga dan pada acara deklarasi damai di KPU Jatim, Selasa (26/6) kemarin.

Khofifah mengatakan, ada beberapa program Gus Ipul yang memiliki kesamaan dengan program Nawa Bhakti Satya yang digagasnya bersama Emil Elestianyo Dardak. Program tersebut, akan dilakukan komparasi agar semakin memperkuat program tersebut.

“Jika hal (program) itu bagian dari maksimalisasi layanan untuk memajukan Jawa Timur, kenapa tidak. Tetap akan kita kompare kan untuk kebutuhan Jawa Timur menjadi lebih baik lagi. Saya rasa, banyak program yang strategis yang kita butuh untuk penguatan dan pengayaan masyarakat Jawa Timur melalui programnya Nawa Bhakti Satya,” kata Khofifah di kediamannya, Jumat (29/6).

Khofifah juga mengakui, selama musim kampanye berlangsung, dirinya terus melakukan navigasi program Nawa Bhakti Satya. Tujuannya, untuk memperkaya masukan dari berbagai lapisan masyarakat. Bagi Khofifah, hal itu sangat penting dilakukan sebelum menentukan sebuah kebijakan.

“Saat kami melakukan kunjungan ke daerah- daerah, maupun saat kampanye, kita sedang melakukan navigasi program. Kita mendengar suara dari berbagai kalangan masyarakat. Baik dari buruh, petani, nelayan dan lain-lain. Nah, itu lah yang kita jadikan satu kesatuan atau bagian dari silaturrahmi yang akan kita komunikasikan kedepan,” urainya.

Mantan Menteri Sosial (Mensos) periode 2014-2018 ini mengibaratkan, jabatan Gubernur sebagai konduktor dalam sebuah orkestra. Sehingga, harus mampu menciptakan sebuah irama menjadi orkestra yang harmoni.

“Musiknya beda-beda tapi akan menjadi harmoni, karena orkestra punya konduktor,” pungkas Khofifah. (mkd/JPC)

  • Bagikan