Stok Kurang, Harga Daging Ayam di Solo Tembus Rp 45 Ribu

  • Bagikan

SOLO, RAKYATJATENG – Pedagang ayam di sejumlah pasar tradisional di Solo kelimpungan untuk mendapatkan stok daging. Selain harga yang naik ugal-ugalan mencapai Rp 45 ribu, pasokan ayam juga sulit. Akibatnya, tidak sedikit pedagang ayam yang terpaksa tidak berjualan lantaran tidak mendapatkan stok ayam untuk dijual.

Salah seorang pedagang ayam di Pasar Gede, Solo, Tini, mengatakan bahwa kenaikan harga yang terjadi pada tahun ini cukup tinggi. Bahkan dia menyebut kenaikan harga yang terjadi sudah edan-edanan.

“Tahun kemarin harga ayam hanya Rp 35 ribu per kilogram, tapi sekarang bisa sampai Rp 45 ribu per kilogram,” ungkapnya, Senin (11/6).

Tini menambahkan, kenaikan harga ayam sudah terjadi sejak kemarin. Hanya saja kenaikan yang terjadi tidak seperti hari ini yang mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Sedangkan untuk ayam hidup harganya menjadi Rp 28.500 dari sebelumnya berkisar di harga Rp 21 ribu per ekor.

“Pasokan ayam juga sulit karena penyetor juga banyak yang libur. Tadi juga jual 5 saja, biasanya stok sampai 70 kilogram,” katanya.

Hal yang sama diungkapkan oleh pedagang ayam lainnya Tatik. Menurutnya, kenaikan ayam yang terjadi kali ini sangat tinggi. Bahkan di luar perkiraan. Padahal sebelum naik, harga ayam masih stabil di harga Rp 35 per kilogram saja. “Tahun ini naiknya sudah sangat tinggi,” ungkapnya.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jateng, Pardjuni mengatakan, kenaikan harga ini salah satunya disebabkan oleh merosotnya pasokan ayam. Hal ini sebagai dampak dari adanya virus yang menyerang ayam para peternak.

“Ayam terkena virus AGP yang menghambat pertumbuhan, inilah yang kemudian membuat pasokan juga tersendat,” katanya.

Sementara itu, rencana operasi pasar yang akan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), Pemkot Solo dan pihak terkait juga belum berjalan mulus. Hal ini lantaran operasi pasar belum mampu mengatasi kenaikan harga yang terjadi. (JPC)

  • Bagikan