Di Akun Facebook, Yudi Latif Nyatakan Mundur dari BPIP

  • Bagikan

JAKARTA, RAKYATJATENG – Kepala (Pelaksana) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif mengundurkan diri dari lembaga ad hoc yang pada awal berdirinya bernama Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP). Pengunduran diri tersebut ia tuliskan dalam akun Facebook.

Yudi mengawali tulisannya dengan pekik Salam Pancasila. Dia menyebut Kamis (7/6) lalu adalah tepat satu tahun dirinya menjabat sebagai Kepala (Pelaksana) BPIP.

Yudi menceritakan perjalanan UKP-PIP menjadi BPIP, termasuk penggunaan anggaran selama satu tahun itu. UKP-PIP sejak berdirinya baru menggunakan anggaran sekitar Rp 7 miliar, untuk tahun anggaran 2017.

Adapun anggaran 2018, hingga surat pengunduran dirinya viral, tak kunjung turun. Sementara itu, dari segi kewenangan, Yudi mengakui payung hukum pembentukan badan ad hoc itu tak memberikan kewenangan eksekusi secara langsung. Adapun kinerja UKP-PIP dinilai dari rekomendasi yang diberikan kepada Presiden.

“Kemampuan mengoptimalkan kreasi tenaga pun terbatas. Setelah setahun bekerja, seluruh personil di jajaran Dewan Pengarah dan Pelaksana belum mendapatkan hak keuangan. Mengapa? Karena menunggu Perpres tentang hak keuangan ditandangani Presiden,” tulis Yudi, dikutip Jumat (8/6).

Yudi menengarai Perpres tentang hak keuangan tak kunjung keluar lantaran banyaknya pemikiran di rapat-rapat bahwa UKP-PIP ini harus menjadi Badan tersendiri.

Nyatanya, perubahan UKP-PIP menjadi BPIP membutuhkan waktu lama. Namun begitu, Yudi juga menyampaikan, dengan segala keterbatasan UKP-PIP terus menggelar kegiatan pengarusutamaan Pancasila.

Tak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian/Lembaga, lembaga swadaya, dan masyarakat yang telah berkontribusi.

Perubahan UKP-PIP menjadi BPIP, sambungnya, membawa perubahan besar pada struktur, organisasi, peran, dan fungsi lembaga. Pun dengan relasi antara Dewan Pengarah dan Pelaksana.

Yudi memandang, semua itu memerlukan tipe kecakapan, kepribadian, serta perhatian dan tanggung jawab yang berbeda.

“Saya merasa perlu ada pemimpin baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan,” katanya.

“Harus ada daun-daun yang gugur demi memberi kesempatan bagi tunas-tunas baru untuk bangkit. Sekarang, manakala proses transisi kelembagaan menuju BPIP hampir tuntas, adalah momen yang tepat untuk penyegaran kepemimpinan,” lanjut Yudi.

Dalam penutupnya, dia meminta maaf apabila selama menjadi Kepala (Pelaksana) masih banyak kekurangan dan kesalahan lembaganya. Dia juga berpesan, agar seluruh tim UKP-PIP/BPIP terus bahu-membahu mengibarkan Pancasila.

“Saya mohon pamit,” ucap Yudi.

Ia pun mengakhiri tulisannya dengan kutipan dari Alexander Pope, dalam An Essay on Man.

“Segala yang lenyap adalah kebutuhan bagi yang lain, (itu sebabnya kita bergiliran lahir dan mati). Seperti gelembung-gelembung di laut berasal, mereka muncul, kemudian pecah, dan kepada laut mereka kembali,” pungkasnya. (JPC)

  • Bagikan