Naik Motor Custom di Kudus, Menristek: Sudah Mirip Pak Jokowi Belum?

  • Bagikan

KUDUS, RAKYATJATENG –Mengunjungi Kabupaten Kudus, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Dikti Mohamad Nasir menyempatkan diri ke berbagai tempat. Mulai dari mencoba naik motor custom di Museum Jenang hingga melihat perkembangan smart technology. Tak hanya itu menteri satu ini, juga menyempatkan diri berkunjung ke sekolah vokasi.

Hadir dalam menyambut, Direktur PT Mubarok Food Muhammad Hilmy, Rektor Universitas Muria Kudus (UMK) Suparnyo, aktivis perempuan Hindun Anisah, dan beberapa tokoh lain.

Dalam lawatannya, M Nasir bersama rombongan pertama-tama mengunjungi Museum Jenang. Tak hanya melihat proses pembuatan jenang, Nasir juga mencoba motor custom. ”Gimana, sudah mirip Pak Jokowi belum?” kelakarnya. Seluruh tamu undangan tertawa. Beberapa di antaranya memotret aksi menteri yang mengungkap kasus universitas abal-abal di Indonesia ini.

Menurut keterangan Hilmy, motor yang dipajang di museum ini sering mengikuti kontes nasional. Sengaja dipajang untuk mempermanis ruangan. Motor berwarna hijau berukir naga itu, diberi nama motor otored TK. Selain itu, ada juga motor masa remaja yang juga dipasang di museum jenang.

Nasir juga melihat mesin produksi jenang hingga proses pengemasan. Tak hanya itu, dia juga memuji berbagai inovasi PT Mubarok Food dalam mengembangkan produknya. ”Saya mengapresiasi inovasi perusahaan swasta dalam mengembangkan produknya,” ungkapnya.

Namun, untuk membuat produk lebih berkembang, harus ada inovasi rasa. Rasa harus disesuaikan dengan lidah pembeli. Baik dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga luar negeri. Dengan begitu semua jenis lidah familiar dengan jenang.

Selain itu, packaging dan bahan tak boleh lepas dari inovasi. Di Jepang 60 persen biaya digunakan untuk mendesain packaging. Begitu juga dengan bahan utama, juga dipikirkan dengan matang. ”Kalau rasa, saya pastikan Jepang kalah dengan kita. Namun kenapa kok lebih unggul? Sebab packaging mereka jauh lebih bagus ketimbang kita. Maka kita harus berinovasi,” sarannya.

Tak hanya itu, cutting dan pengemasan jenang masih manual. Hal ini harus diubah agar bisa sama rata. Tak kelebihan dan kekurangan. ”Kami sudah melakukan riset UMKM dalam pengemasan produk. Contohnya rendang. Rendang biasanya hanya tahan satu hari. Kalau tidak dipanasi pasti busuk. Namun dengan alat iradiator gamma, rendang bisa tahan hingga 18 bulan tanpa pengawet. Nah, kami juga ingin jenang bisa tahan hingga satu atau dua tahun. Cuma alatnya seharga Rp 90 miliar. Jadi harus digunakan bersama. Itu UMKM binaan Kemenristek,” jelasnya.

Direktur Utama (Dirut) PT Mubarok Hummad Hilmy berterima kasih atas kunjungan M Nasir. Dari saran yang diberikan, pihaknya sebisa mungkin akan menerapkan. ”Kebetulan saya sudah melakukan kunjungan ke Jepang. Kami tak memungkiri, produk makanan di Jepang memang menarik mata. Untuk itu kami akan mencoba membikin packaging yang jauh lebih baik,” katanya.

Usai dari Mubarok food, Nasir mengunjungi PT Pura. Sama halnya dengan kunjungan sebelumnya, Nasir juga melihat berbagai produk. Mulai dari uang kertas, hologram (pita cukai), alat pemotong padi dan kedelai, hingga alat penyimpanan komiditi hortikultura.

Nasir mengapresiasi berbagai produk yang dikeluarkan Pura. Bahkan ke depan dia berjanji akan meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) agar tak menggunakan jasa luar negeri. Sebab, produk Indonesia tak kalah saing. ”Cintai produk dalam negeri,” ujarnya.

Kendati demikian, dia menyarankan hologram dikembangkan dengan baik. Misalnya hologram yang terintegrasi. Salah satunya pada ijazah. ”Jadi tanda tangannya bisa diketahui palsu atau tidak. Ini kan keren. Bukan begitu?” tanyanya pada Presdir Pura Yohanes Mulyono. Yang ditanya mengangguk-angguk sambil tersenyum.

Usai kunjungan itu, Nasir beserta rombongan ke SMK Raden Umar Said. Salah satu sekolah vokasi yang memiliki jurusan animasi. (JPC)

  • Bagikan