Harga Telur dan Daging Ayam di Purwokerto Turun

  • Bagikan

PURWOKERTO, RAKYATJATENG – Harga telur ayam ras dan daging ayam ras di pasar tradisional Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami penurunan pada pertengahan bulan Ramadhan.

Dari pantauan di Pasar Manis, Purwokerto, Kamis (31/5), harga daging ayam ras yang sempat mencapai kisaran Rp38.000-Rp39.000 per kilogram, saat ini turun menjadi Rp36.000 per kilogram meskipun masih tergolong tinggi.

Sementara itu, harga telur ayam ras yang sebelumnya mencapai Rp27.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp23.000 per kilogram.

Salah seorang pedagang daging ayam, Sumiati mengatakan penurunan harga daging ayam ras terjadi sejak hari Rabu (30/5).

“Harganya memang turun, tapi masih lebih tinggi dari kondisi biasanya (normal, red.) yang berkisar Rp32.000-Rp33.000 per kilogram. Ya, bagaimana lagi, kami hanya menyesuaikan harga dari distributor,” katanya.

Pedagang daging ayam lainnya, Siti mengatakan fluktuasi harga daging ayam ras biasa terjadi sebelum dan saat Ramadhan meskipun pasokan dari distributor maupun permintaan dari konsumen relatif stabil.

“Biasanya, beberapa hari sebelum Ramadhan hingga pekan pertama Ramadhan, terjadi kenaikan harga dan selanjutnya kalau enggak turun ya tetap stabil hingga beberapa hari menjelang Lebaran,” katanya.

Menurut dia, kenaikan harga biasanya kembali terjadi beberapa hari menjelang Lebaran dan pasca-Lebaran akibat pasokannya mulai terganggu oleh arus mudik maupun aktivitas lainnya di samping permintaan dari konsumen melonjak.

Sementara itu, salah seorang pedagang telur ayam ras, Rasmiah mengatakan harga komoditas tersebut saat sekarang telah kembali normal setelah sempat mencapai Rp27.000 per kilogram.

“Harga telur ayam ras saat ini Rp23.000 per kilogram. Dalam kondisi normal, harga telur ayam ras berkisar Rp22.000-Rp23.000 per kilogram,” katanya.

Kendati demikian, dia memperkirakan harga telur ayam ras akan kembali melonjak beberapa hari sebelum Lebaran seiring dengan peningkatan permintaan dari konsumen dan distribusi terganggu arus mudik maupun aktivitas lainnya.

“Kami hanya menyesuaikan harga dari distributor, kalau harganya naik, kami ya ikut naik, namun kalau harganya turun, kami akan menurunkannya pula,” katanya. (ant)

  • Bagikan