Harga Daging dan Telur Ayam di Semarang Masih Stabil

SEMARANG, RAKYATJATENG – Memasuki hari ke-12 bulan suci Ramadhan, harga daging dan telur ayam yang sebelumnya diklaim sulit mengalami penurunan, akhirnya berangsur stabil. Meski demikian, sejumlah pedagang di Pasar Induk Johar, Semarang menyebut, kenaikan harga bakal terjadi lagi mendekati hari H Lebaran nanti.

Iin, 49, salah satu pedagang ayam potong di Pasar Induk Johar, mengatakan, dirinya menjual daging ayam seharga berkisar Rp 35 ribu sampai Rp 38 ribu per kilogramnya. Sedangkan ayam ras per ekornya pada kisaran Rp 55 ribu sampai Rp 60 ribu. Jumlah itu, menurutnya, sudah awet atau bertahan selama sebulan lamanya.

“Daging saya beli dari Penggaron. Memang harga anakan (ayam) sudah mahal dari sananya. Jadi ikutan naik yang potong sama rasnya,” katanya.

Kisaran harga tersebut, menurutnya sudah lebih mahal dari tahun lalu. Dimana ia menyebut, harga ayam potong mencapai Rp 40 ribu saat mendekati hari H Lebaran pada 2017 lalu. “Kalau sekarang saja sudah segini (Rp 35 ribu – Rp 38 ribu), pasti nanti makin mahal lagi,” sambungnya.

Sementara itu, Yanti pedagang telur di Pasar Induk Johar mengatakan, harga ayam telah mengalami penurunan dari Rp 26 ribu menjadi Rp 22 ribu. Akan tetapi, ia juga memperkirakan harga itu akan naik pada akhir minggu ini menjadi Rp 30 ribu. “Biasa lah mas, mau lebaran gini yang butuh makin banyak,” ujarnya.

Pada 16 Mei lalu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai kunjungannya ke beberapa pasar tradisional di Semarang mengatakan, harga daging dan telur ayam masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun, ia menyatakan telah menerjunkan 200 staf Kemendag tergabung sebagai satgas, serta meminta integrator guna menekan dan menstabilkan harga kedua komoditas itu.

Di sisi lain, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinperindag Jateng, M Santoso tak membantah kenaikan barang pokok masih terjadi hingga hari ini. Namun, ia mengatakan peningkatan telah mengalami pelambatan. “Kita lihat data kita yang naik ayam ras, tapi cuma empat ratus perak,” katanya saat ditemui di Hotel Quest, Semarang.

Ia mengatakan, akan terus mengawasi harga sejumlah komoditas. Terutama daging dan telur ayam agar tak naik terlalu tinggi. “Kalau sampai di atas sepuluh persen akan kita ambil tindakan bersama stakeholder yang sudah koordinasi sejak sebelum ramadhan,” katanya.

Menanggapi pernyataan para pedagang yang memperkirakan naiknya harga barang dagangan mereka jelang Lebaran nanti, Santoso meyakini bahwa harga kebutuhan pokok tak terlepas pada jumlah stok yang ada. Untuk itu, selain mengandalkan mekanisme pasar, pihaknya juga turut mengedepankan adanya intervensi pasar.

“Pengalaman tahun kemarin, kita andalkan stok yang ada untuk mengintervensi. Kalau kemarin kita stok yang ada di luar negeri bisa ambil, tentunya yang di dalam negeri Isyaallah lebih baik,” tandasnya. (JPC)