Layani Penukaran Uang, BI Surakarta Siapkan Rp3,3 Miliar

  • Bagikan

BOYOLALI, RAKYATJATENG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surakarta menyiapkan dana Rp3,3 miliar untuk membuka pelayanan penukaran uang recehan dengan menggunakan kas mobil keliling di kompleks Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali, Senin (28/5).

Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Surakarta Bandoe Widiarto BI membuka pelayanan penukaran uang recehan dengan menggandeng empat perbankan di Kabupaten Boyolali, yakni BNI, BRI, Bank Mandiri, dan BPD Bank Jateng untuk menjemput bola kepada masyarakat.

“Selain masyarakat dapat menukarkan uang di bank yang ditunjuk oleh BI, juga melayani dalam penukaran di kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali ini,” kata Bandoe Widiarto.

Menurut Bandoe dalam layanan penukaran uang tersebut targetnya aparatur sipil negara (ASN), dan masyarakat juga dapat menukarkan bersama.

Ia mengatakan bahwa pihaknya pada hari Senin telah menyiapkan modal penukaran uang pecahan kecil sekitar Rp3,3 miliar untuk melayani sekitar 700 penukar.

Bandoe mengatakan BI Surakarta memilih Kabupaten Boyolali sebagai tempat karena berbagai alasan, salah satunya mengapresiasikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali yang mencapai 5 persen.

Selain itu, kata dia, hal yang mendasar menjadi penyebab inflasi di Solo Raya berasal dari angkutan udara karena Bandara Adi Soemarmo terletak di wilayah Boyolali. Dampak melalui angkutan udara ini, kerugian masyarakat lebih kompleks saat Lebaran dengan tarif tiket yang lebih mahal.

Di samping itu, Pemkab Boyolali yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) karena sangat progresif untuk menerapkan noncash. Karena Boyolali sangat serius agar tidak ada baik pungutan maupun transaksi di bawah tangan. Tepat waktu dan tepat tujuan.

Untuk nilai estimasi kebutuhan uang baru menjelang Lebaran 2018, menurut dia, mengalami penaikan dibanding 2017 sebesar 9 persen. Pada tahun 2017 berkisar di posisi Rp4,6 triliun, pada tahun ini meningkat menjadi Rp5,034 triliun. Untuk Kabupaten Boyolali, BI mempersiapkan Rp3,3 miliar untuk melayani penukaran uang masyarakat.

“Saya mengimbau masyarakat supaya menukarkan di loket atau bank yang ditunjuk, jangan menukar di pinggir jalan karena sangat berisiko,” katanya.

Menurut dia, jika menukarkan uang di pinggir jalanan, masyarakat selain dikenai biaya, juga akan ada kemungkingan adanya uang palsu.

Ia berharap masyarakat dapat lebih memilih untuk menukarkan di tempat yang ditunjuk.

Bupati Boyolali Seno Samodro menyatakan sepakat dengan imbauan BI Surakarta agar masyarakat tidak menukarkan uang di pinggir jalan.

“Para ASN dan masyarakat diberikan kesempatan. Tukarlah uang, manfaatkanlah sebaik-baiknya,” kata Bupati.

Masyarakat yang menukarkan uang hanya perlu menggunakan tanda pengenal atau KTP sebagai bukti penukaran uang pecahan agar sesuai dengan identitasnya.

Secara prinsip, katanya lagi, jumlah uang yang ditukar tidak dibatasi. Akan tetapi, supaya rata dibatasi Rp4,4 juta untuk satu orang. (ant)

  • Bagikan