Tarawih Keliling, Walikota Semarang Ingatkan Bahaya Narkoba

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Silaturrahmi dalam bulan Ramadhan terus dijalin oleh Walikota Semarang, Hendrar Prihadi. Selain dengan masyarakat umum, orang nomor satu di Kota Semarang itu juga mempererat silaturahmi dengan Muspida Kota Semarang melalui tarawih keliling bersama Denpom IV/5 Semarang, Selasa (22/5).

Dalam kesempatan tersebut walikota menyampaikan pesan kepada jamaah salat isya dan tarawih untuk waspada terhadap bahayanya peredaran Narkoba. ‘’Kita harus terus melakukan sosialisasi agar anak-anak kita jauh dari Narkoba,’’ ujarnya.

Menurutnya anak-anak menjadi kecanduan Narkoba karena di rumah tidak memperoleh perhatian dari orang tuanya yang kemudian membuat anak-anak berusia sekitar 12 sampai 17 tahun ini membeli dan akhirnya kecanduan.

“Untuk itu mari kita sentuh anak-anak kita, kita sapa anak-anak kita, dan kita bangun komunikasi dengan mereka supaya mereka merasa masih memiliki keluarga, masih memiliki tempat, dan masih ada yang melindungi,” tambah walikota.

Sementara dalam tausiahnya, Mayor M. Syarif memaparkan bahwa puasa di bulan Ramadhan selalu menghadirkan keindahan. Di antaranya keindahan spiritual di mana setiap jengkal kehidupan kental dengan suasana Ramadhan yang jarang kita jumpai di bulan-bulan lain, seperti beramai- ramai datang ke masjid untuk mengikuti shalat tarawih, serta bersemangat menyiapkan hidangan berbuka.

“Yang kedua puasa menghadirkan keindahan moral. Ketika ramadhan kita diajarkan untuk melatih moral kita dengan menahan hawa nafsu. Sedangkan yang ketiga puasa itu menghadirkan keindahan sosial. Saat Ramadhan datang, orang berlomba-lomba saling berbagi dan menjalin silaturrahmi melalui berbagai cara seperti buka puasa bersama, sahur bersama,” jelasnya.

Yang keempat adalah keindahan kultural. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang paling kental budayanya termasuk budaya saat menyambut bulan penuh berkah ini. Seperti budaya sedekah dengan cara berbagi takjil, budaya ngabuburit atau menghabiskan waktu menunggu waktu berbuka puasa, hingga takbir keliling saat menjelang Idul Fitri.

“Sedangkan yang kelima adalah keindahan estetika terutama dalam hal berbusana. Setiap sudut terlihat para muslim dan muslimah menggunakan busana yang lebih Islami sehingga lebih enak dipandang mata,” pungkasnya. (JPC)

  • Bagikan