Larangan Naikkan Tarif Angkutan Lebaran Dikeluhkan

  • Bagikan
????????????????????????????????????

WONOGIRI, RAKYATJATENG – Larangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif angkutan Lebaran memicu reaksi dari Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Wonogiri. Kondisi ini membuat pengusaha angkutan kian terjepit. Apalagi, dengan adanya program mudik gratis, tentu semakin membuat mereka kembang-kempis.

Ketua Organda Wonogiri Edi Purwanto mengatakan bahwa kebijakan tidak memperbolehkan menaikkan tarif angkutan saat mudik Lebaran dinilai tidak tepat. Kebijakan tersebut jelas tidak berpihak kepada para operator bus.

“Kalau reguler (bus angkutan reguler) diperlakukan begini, apa disuruh berhenti semua?” kata Edi Purwanto, Senin (7/5).

Menurut Edi, mudik Lebaran hanya setahun sekali. Momen ini sangat ditunggu-tunggu para operator bus untuk mencari laba guna menutup biaya operasional harian.

“Sing diarep-arep setahun pisan untuk menutup pinjaman hanya itu. Lha ini malah dibuat seperti ini,” katanya.

Edi mengatakan, para pengelola bus akan mengikuti aturan, asalkan yang dilarang dinaikkan adalah tarif angkutan ekonomi. Dengan begitu, para operator bus masih ada peluang untuk menaikkan tarif di kelas nonekonomi. Tentunya kenaikan ini dengan harga sewajarnya.

“Kalau yang ekonomi tidak naik, tidak masalah. Tapi tolong yang non ekonomi bisa tetap sesuai harga pasar,” katanya.

Bukan hanya larangan menaikkan tarif saat mudik Lebaran saja yang membuat posisi para operator semakin tersudutkan. Program mudik gratis dari pemerintah mau tidak mau juga mengurangi pendapatan mereka.

“Apalagi dengan mudik gratis, kami semakin tidak berdaya,” katanya.

Sementara itu terkait persiapan angkutan mudik Lebaran, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri memastikan berjalan lancar. Apalagi ada sejumlah pengerjaan jalan di Wonogiri.

“Hasil pertemuan kemarin dengan para pihak terkait, pelebaran jalan Selogiri-Krisak harus selesai sebelum Lebaran. Minimal sampai dikeraskan. Kalau sampai diaspal jelas tidak cukup waktunya,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan Ismiyanto, untuk rekayasa lalu lintas saat mudik Lebaran, sebagian masih sama seperti tahun lalu. Ruas-ruas jalan di beberapa kecamatan akan didirikan posko mudik.

“Rekayasa lalu lintas seperti tahun lalu. Siapkan jalur alternatif dan dirikan posko, seperti di Wonogiri Kota, Ngadirojo, Baturetno, Pracimantoro, Purwantoro,” katanya.

Untuk program mudik gratis setidaknya ada 43 bus, terdiri dari dua bus mudik gratis bantuan gubernur, dan 41 bus mudik gratis dari Pemkab Wonogiri.

“Nantinya akan tersebar di 10 titik pemberangkatan se Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi),” katanya.

Alokasi anggaran Rp 850 juta dari APBD Wonogiri telah disiapkan untuk sewa armada bus guna mengangkut para pemudik. Anggaran sebesar ini digunakan untuk menyewa bus 43 bus.

“Diperkirakan nanti akan mengangkut 1809 orang pemudik,” kata Ismiyanto.

Menurut Ismiyanto, program ini tengah masuk di lembaga pengadaan secara elektronik (LPSE). Dalam waktu dekat diharapkan sudah ada pemenang lelangnya.

Koordinator Terminal Giri Adipura Wonogiri Agus Hasto Purwanto mengatakan, terkait persiapan teknis menjelang mudik Lebaran, pihaknya belum ada rapat koordinasi dengan provinsi. Hanya saja, diperkirakan untuk persiapan teknis akan ada penambahan rambu.

“Kami belum ada rapat. Paling nanti kita tambah rambu di sekitar terminal,” kata Agus. (JPC)

  • Bagikan